News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hadapi Tantangan Tuberkulosis, Indonesia Berperan Aktif dalam World Conference on Lung Health 2023

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

World Conference on Lung Health 2023 digelar di Palais des Congres Paris, Prancis, pada 15-18 November 2023 lalu.

TRIBUNNEWS.COM - Tuberkulosis (TBC) merupakan salah satu tantangan kesehatan global yang hingga saat ini masih menjadi momok bagi masyarakat di berbagai negara, termasuk Indonesia. 

Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, ada 10,6 juta orang di dunia yang didiagnosis tuberkulosis (TB) pada 2022. Jumlahnya naik 2,9 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 10,3 juta kasus. 

Indonesia sendiri menjadi negara kedua dengan kontribusi kasus TB terbesar, yakni 10 persen dari total penderita global pada 2022. Faktor-faktor seperti tingginya kepadatan penduduk, kurangnya kesadaran akan pentingnya pencegahan, serta kurangnya aksesibilitas terhadap layanan kesehatan menjadi pendorong utama penyebaran penyakit ini.

Hal ini tentu menuntut perhatian serius dari pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk mengatasi penyebaran penyakit ini dan meningkatkan upaya pencegahan.

Pemerintah Indonesia menyadari urgensi penanganan TBC, dan hal ini tercermin dalam komitmennya untuk mengambil peran aktif dalam World Conference on Lung Health 2023. Konferensi ini merupakan platform penting bagi berbagai negara untuk berbagi pengetahuan, pengalaman, dan strategi dalam mengatasi masalah kesehatan paru-paru, termasuk TBC.

Acara yang diikuti oleh 3.480 partisipan lebih dari 150 negara ini digelar di Palais des Congres Paris, Prancis, pada 15-18 November 2023 lalu.  

World Conference on Lung Health 2023 ini pun menghadirkan berbagai macam jenis sesi pada konferensi tersebut, diantaranya: Plenary & special sessions; Meet the expert sessions; Workshop & post-graduate courses; Union live; Oral abstract sessions ; Short oral abstract sessions; E-posters; Satellite sessions; Symposia sessions; TB Science dan Community Connect. 

Pada kesempatan tersebut, Indonesia turut aktif sebagai pembicara pada beberapa sesi, menjadi chair/ co-chair dan juga presenter abstrak penelitian melalui 3 grup, Kementerian Kesehatan RI, Peneliti, Masyarakat Sipil & Komunitas.

Kementerian Kesehatan RI, yang diwakili oleh sub-direktorat Tuberkulosis, mempersembahkan berbagai informasi, termasuk di antaranya topik "Converting Evidence into Policy and Practice: Experience from Indonesia" mengenai keberhasilan dari upaya yang telah dilakukan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia.

Indonesia sebagai satu-satunya negara yang memiliki kebijakan khusus terkait Tuberkulosis juga menjadi perhatian khusus pada sesi ini.

dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA selaku Ketua Tim Kerja TBC mempresentasikan kondisi TBC di Indonesia (Istimewa)

“Suatu kehormatan untuk bisa membagikan pengalaman Indonesia menanggulangi TBC di level global, walaupun penuh tantangan tapi banyak pembelajaran yang bisa kita bagikan bagaimana kita berkolaborasi bersama dengan leadership kuat dari pemimpin negara” ujar dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA selaku Ketua Tim Kerja TBC.

Pada kesempatan lain, grup peneliti juga mempresentasikan temuan-temuan yang telah dilakukan terkhusus dalam studi penyakit paru-paru serta determinannya. Salah satu peneliti Indonesia yang berkesempatan menjadi chair adalah dr. Ahmad Fuady, M.Sc, Ph.D pada sesi “SP05 Yes, we can end TB, but not without social protection. Here's the evidence: what are we waiting for?” yang dipimpin oleh Dr Tom Wingfield, LSTM. 

“Selama ini social protection itu tidak mendapatkan banyak perhatian, tapi harapannya dari hasil studi yang ditampilkan disini bisa mendorong lebih banyak policy yang bisa menunjang social protection di berbagai negara,” pungkas dr. Ahmad Fuady.

Sejalan dengan hal tersebut, Stop TB Partnership Indonesia (STPI) selaku organisasi nirlaba yang ikut serta dalam konferensi tersebut juga mempresentasikan beberapa abstrak terkait perlindungan sosial serta topik lainnya yaitu:

  1. Digital behavioral change campaign to increase TB awareness during the COVID-19 pandemic.
  2. Catastrophic costs of drug-resistant TB for urban people in Indonesia: an expenditure approach.
  3. The current condition and possible mechanisms of social security for people affected by drug resistance TB in Indonesia - a convergent parallel study.
  4. An exploration of sub-national policy, planning and budgeting for TB programmes at 20 districts in Indonesia.
  5. Healthcare workers closing the service delivery gap during the pandemic: the Indonesian experience

Dalam e-poster presentation, Nuri Yani selaku Senior Program Officer membawakan hasil kegiatan STPI dengan judul “Psychosocial support for people with TB in healthcare and community settings in Sumenep Regency”. 

Nurliyanti selaku Monitoring, Evaluation and Learning Coordinator STPI mempresentasikan terkait factors associated with multidrug-resistant TB treatment outcomes in Indonesia.

Perhelatan ini juga memberi ruang khusus bagi khusus bagi para komunitas TBC di seluruh dunia yang disebut Community Connect. Community Connect adalah ruang yang inklusif dan dinamis di The Union World Conference on Lung Health 2023 di mana suara komunitas yang terkena dampak TBC dan kesehatan paru-paru bergema di seluruh dunia. Perwakilan komunitas dan masyarakat sipil yang terkena dampak berkumpul untuk berbagi pengalaman, mengatasi tantangan dan mengembangkan solusi mengenai isu-isu seputar kesehatan paru-paru.

dr. Henry Diatmo, MKM mempresentasikan abstrak di Community Connect (Istimewa)

Tahun ini, Community Connect terdiri dari diskusi yang menggugah pemikiran dari masyarakat sipil dan komunitas yang terkena dampak, diskusi panel, kampanye, dan bahkan area pameran dalam Community Connect. 

Dalam pelaksanaannya, community connect difasilitasi oleh beberapa Track Lead yang salah satunya diamanahkan kepada Stop TB Partnership Indonesia (STPI). Sebagai track lead, STPI diberikan kesempatan untuk membuka booth organisasi dan menjadi satu-satunya yang berasal dari Indonesia. Dalam booth, STPI mengusung tema 'Partnership to End TB' yang dimana turut menampilkan program kerja yang melibatkan komunitas dari berbagai Civil Society Organization (CSO) yang tergabung dalam Forum Stop TB Partnership (FSTPI).

“Pertemuan konferensi tahunan UNION tahun 2023 di Paris, merupakan ajang penting bagi STPI untuk bisa menyebarkan hasil-hasil yang telah dilakukan selama 2 tahun terakhir. Hal ini dibuktikan dengan diterimanya 6 abstrak, sebagai track lead di community connect dan juga sebagai satu satunya perwakilan Indonesia yang mengadakan booth pameran,”  ucap dr. Henry Diatmo, MKM selaku Direktur Eksekutif STPI.

dr. Henry Diatmo juga menambahkan bahwa dari paparan baik oral maupun e-poster, STPI mendapat apresiasi dari peserta dan menjadi lebih dikenal di tingkat Internasional. Hal ini, tentu saja menjadi kebanggaan tersendiri sebagai organisasi yang sedang berkembang dan berupaya meningkatkan kinerja dalam penanggulangan TBC.

Semua peserta konferensi tampak sangat antusias dalam acara konferensi terbesar di dunia yang menyoroti Tuberkulosis ini. Terdapat banyak inovasi terkini yang dihadirkan, memberikan harapan untuk mendukung percepatan eliminasi TBC secara global. 

Harapannya, semua publikasi yang dipresentasikan dalam konferensi ini dapat diimplementasikan untuk pengembangan program dan penanggulangan TBC di seluruh dunia. Selain itu, konferensi ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk refleksi pada World Conference on Lung Health tahun depan, yang direncanakan akan diselenggarakan di Indonesia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini