Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Minat literasi masyarakat Indonesia masih sangat rendah.
Bahkan menurut United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), hanya ada 1 dari 1000 anak Indonesia aktif membaca.
Hal ini diungkapkan oleh Anggota Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr.dr. Hesti Lestari Sp.A(K).
"Padahal membaca penting.Disebutkan membaca suatu kegiatan kognitif yang meliputi proses penyerapan pengetahuan,"ungkapnya pada media briefing virtual, Sabtu (9/12/2023).
Saat membaca bukan hanya melihat bentuk tapi harus paham.
Lantas apa yang jadi penyebab tingkat literasi masyarakat Indonesia rendah?
Menurut dr Hesti ada beberapa hal yang menjadi faktor. Pertama, masih ada masyarakat yang masih belum melek huruf.
"Di Indonesia masih ada 2,7 juta buat huruf data 2022," kata dr Hesti.
Kedua, penggunaan teknologi yang tidak bijak.
Sebagian penggunaan gawai dilakukan bermain game, menyaksikan tontonan yang tidak sesuai dengan usia dan lainnya.
"Jadi teknologi bisa membaca juga dari gawai. Tapi lebih sering orang itu pakainya untuk main atau pun nonton media sosial," jelas dr Hesti.
Ketiga, infrastruktur yang mendukung literasi seperti perpustakaan masih belum merata di seluruh daerah.
Kalau pun pendukungnya seperti perpustakaan itu, belum begitu banyak dimanfaatkan.