Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - American Academy of Pediatrics (AAP) ungkap bahwa anak membutuhkan total sekitar 60 menit untuk olahraga setiap hari.
Enam puluh menit ini tidak dilakukan dalam satu waktu, tapi bisa dipecah-pecah.
Sayangnya, masih ada orangtua yang menganggap aktivitas fisik pada anak tidak terlalu penting.
Hal ini diungkapkan Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof. Dr. dr. Rini Sekartini, Sp.A(K).
"Aktivitas fisik bagi orangtua menjadi pertanyaan nomor sekian. Jarang orangtua menanyakan aktivitas fisi yang tepat dan boleh dilakukan anak," ungkapnya pada media briefing virtual, Minggu (24/12/2023).
Baca juga: Dihujat Imbas Ajak Moana Naik Jet Ski, Ria Ricis Minta Maaf ke Putrinya, Singgung soal Parenting
Aktivitas fisik adalah semua kegiatan atau gerakan tubuh terdiri dari latihan fisik dan dilakukan berulang kali.
Lebih lanjut dr Rini pun ungkap apa saja manfaat aktivitas fisik pada anak.
Setidaknya ada dua jenis manfaat yaitu fisik dan non fisik.
Dari segi fisik, bermanfaat pada meningkatkan kekuatan otak.
Selain itu aktivitas fisik juga dapat meningkatkan kesehatan jantung.
"Meningkatkan lean body mass, memperbaiki peredaran darah hingga mengontrol berat badan," papar Rini.
Sedangkan dari sisi non fisik adalah dapat meningkatkan kepercayaan diri.
Terutama olahraga yang bersifat kompetitif, misalnya bela diri.
"Ia harus fight, tanding, itu secara tidak langsung meningkatkan kepercayaan diri," jelas Rini.
Dampak baik dari aktivitas fisik lainnya adalah belajar mandiri, kemampuan berkonsentrasi dan mengurangi stres pada anak.
Namun orangtua perlu tahu jika ada yang kerap merasa cemas melakukan olahraga yang bersifat kompetitif.
"Misalnya harus tanding, anak memang cemas. Sebelum tanding sakit perut, muntah, sampai menangis, akhirnya tidak jadi bertanding," jelas dr Rini.
Orangtua harus bisa memilih jenis olahraga atau aktivitas fisik yang dianjurkan sesuai sikap dan perilaku anak.