Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masih banyak masyarakat yang mempercayai jika posisi berhubungan intim bisa pengaruhi peluang kehamilan.
Pada posisi tertentu, diharapkan dapat mengurangi risiko keluarnya cairan sperma, sehingga peluang kehamilan bisa tinggi.
Namun nyata informasi ini adalah mitos.
Demikian diungkapkan oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dari RS Pondok Indah dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp. O. G, Subsp. F. E. R.
Menurut dr Shanty, anggapan ini muncul karena ada ketakutan posisi tertentu bisa membuat cairan sperma keluar.
Padahal, cairan sperma yang keluar tidak memengaruhi tingkat keberhasilan seseorang.
"Mungkin karena takut sperma yang keluar tadi. Padahal sperma itu bisa mencapi saluran reproduksi wanita dalam hitungan menit atau detik tanpa melihat posisi berhubungan tertentu," ungkapnya pada kanal YouTube RS Pondok Indah dilansir, Minggu (11/2/2024).
Hal ini pun diperkuat oleh Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi dari RS Pondok Indah dr. Aida Riyanti, Sp. O. G, Subsp. F. E. R, M.Sc.Rep,
Menurut penjelasan dr Aida, cairan sperma yang keluar hanyalah cairan semen, bukan sel sperma.
Seperti yang diketahui, sel sperma bertugas membuahi sel telur hingga terjadi kehamilan.
"Sebenarnya cairan sperma keluar setelah melakukan hubungan adalah cairan dihasilkan kelenjar, cairan semen. Bukan sel sperma," tambah dr Aida.
Sementara sel sperma sendiri, sudah mampu mencapi saluran telur dalam hitungan menit saja.
"Jadi cairan sperma yang keluar setelah berhubungan itu wajar saja, tidak menurunkan peluang terjadinya kehamilan. Jadi posisi berhubungan yang baik adalah ternyaman," tutupnya.