Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ada anggapan jika saat alami menopause, perempuan dapat mudah menjadi mood swing.
Hal ini dibenarkan oleh Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, dr Ni Komang Yeni Dhana Sari, SpOG.
Menopause itu adalah suatu kondisi setelah 12 bulan berturut-turut, atau 1 tahun penuh seorang perempuan tidak mengalami menstruasi.
Tak hanya mengalami perubahan fungsi tubuh, fase menopause juga membuat wanita merasakan perubahan secara psikis dan emosi.
Baca juga: Singgung Mood Swing Ferry Irawan, Venna Melinda: Kalau Ngambek, Antagonisnya Keluar
Tak heran jika wanita yang telah masuk masa menopause akan rentan merasa cemas, tidak tenang, mudah tersinggung, dan marah.
"Menopause memiliki gejala banyak. Dari ujung kaki sampai rambut. Mood swing salah satunya," ungkap pada kanal YouTube RS Pondok Indah, Rabu (11/4/2024).
Namun, perlu dipastikan lagi jika perubahan emosi ini memang salah satu dampak dari menopause.
Saat menopause, banyak gejala yang dirasakan, tidak hanya satu.
"Dipastikan lagi, gejala lain menopause seperti nyeri kepala atau migrain berulang kali, minum obat terjadi berulang lagi. Kemudian ada kulit mengendur, payudara turun, tidak lentur lagi, ada kecemasan meningkat," paparnya.
Gejala ini muncul karena kadar estrogen dan progesteron yang menurun menjelang menopause.
"Jadi fase mulai usia 35 sampai seterusnya wanita sudah mengalami persiapan menopause.
Usia 40 tahun kecemasan meningkat, mood swing meningkat," tambahnya.
"Tapi dilihat situasinya. Mood swing jika hanya tunggal, belum tentu gejala menopause," tutupnya.