News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Cerita Dokter Cosphiadi Soal Transplantasi Sel Punca pada Pasien Kanker Sel Plasma Darah

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DR. dr. Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM, Dematologi dan Onkologi Medik (Kanker) dari MRCCC Siloam (kedua dari kanan)  saat talkshow kesehatan dengan judul Bone Marrow Transplant Health Talk & Media Gathering 2024 di MRCC Siloam Jakarta belum lama ini

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penanganan hemapoetic stem cell transplantation atau yang dikenal dengan transplantasi sel punca (stem cells) hematopoetik menjadi salah satu alternatif  penanganan penyakit kanker.

Diketahui transplantasi sel punca hemapoetik secara umum dapat dibagi menjadi 2 jenis yakni transplantasi autologus (sel punca dari tubuh pasien sendiri) dan Transplantasi Allogenik (sel punca dari pendonor).

Stem cells hematopoetik adalah tindakan medis yang bertujuan untuk menggantikan sel-sel kanker pada sumsum tulang dengan sel punca hematopoetik yang sehat.

DR. dr. Cosphiadi Irawan, SpPD-KHOM, Dematologi dan Onkologi Medik (Kanker) dari MRCCC Siloam mengatakan, penanganan tranplatasi ini memiliki risiko yang cukup tinggi dan hanya memberikan untuk pasien-pasien dalam kondisi tertentu dan diberikan pasien kanker darah.

"Prosedur ini belum bisa dilakukan untuk atasi kanker pankreas, kanker payudara sehingga saat bertemu pasien itu melihat apa itu layak tidaknya menjalani prosedur ini. Jadi dilihat penyakitnya," katanya dr Cos saat seminar kesehatan dengan judul Bone Marrow Transplant Health Talk & Media Gathering 2024 di MRCC Siloam Jakarta belum lama ini.

Seminar ini juga menandai keberhasilan MRCCC Siloam melakukan transplantasi sel punca pada pasien kanker sel plasma darah.

Bila penanganan berhasil, selama 5-10 tahun bisa bebas gangguan kanker dan untuk mencapai keberhasilan prosedur ini idealnya pasien berumur maksimal 65 tahun.

"Di luar negeri memang ada pasien berumur 70 tahun menjalani prosedur ini, tapi di Indonesia idealnya 65 tahun dulu," katanya.

Dikatakannya, transplantasi sel punca  memiliki risiko yang sangat tinggi,  tim dokter hanya berjanji memberikan proses yang terbaik dan pasien bisa mengalami demam tinggi.

"Kami berhasil melakukan tindakan transplantasi sel punca hemapoetik autologus dalam kasus Multiple Myeloma atau kanker sel plasma darah," katanya.

Direktur RS Siloam MRCCC Semanggi, dr. Adityawati Ganggaiswari MARS mengatakan, selain membantu pasien dengan kriteria tertentu (eligible transplant) seperti pada Multiple Myeloma, tindakan transplantasi bisa dilakukan untuk penanganan kanker kelenjar getah bening (Limfoma malignum) dan keganasan darah lain.

"Penanganan ini memiliki tingkat keberhasilan yang lebih baik dibandingkan dengan metode kemoterapi konvensional sebelumnya, dan dapat memperpanjang masa remisi dari kanker," katanya.

Dikatakannya, kesuksesan transplantasi sel punca hemapoetik diperlukan tim multidisiplin yang terdiri dari dokter spesialis konsultan hematologi dan onkologi medik, dokter spesialis konsultan patologi klinik, dokter spesialis patologi anatomi yang merupakan konsultan hematologi, dan tenaga medis yang saling bekerja sama untuk kesembuhan pasien.

Baca juga: Menkes Sebut UU Kesehatan Permudah Transplantasi Organ di Indonesia

"Juga fasilitas transplantasi sel punca hemapoetik dengan fasilitas khusus yaitu Immunocompromised Isolation Room (ICIR) atau ruang isolasi tekanan positif untuk merawat pasien keganasan darah yang telah melalui proses kemoterapi agresif dan transplantasi sel punca hemapoetik, dimana system imun pasien tersebut menurun," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini