Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kebiasaan merokok masih menjadi masalah di dunia kesehatan.
Pasalnya, masih banyak orang yang kecanduan sehingga sulit berhenti merokok.
Bukan hanya membahayakan diri sendiri, merokok juga dapat membahayakan orang lain, khususnya anak.
Oleh karena itu, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Dr. dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), pun mengimbau orang dewasa, khususnya orang tua, untuk menjauhkan rokok dari anak.
Nyatanya, meski orang dewasa tidak merokok langsung di depan anak, dampaknya terhadap kesehatan akan tetap ada.
"Meskipun yang merokok tidak merokok di depan anak-anak secara langsung, dia (anak) tetap mempunyai risiko yang lebih tinggi," katanya pada perayaan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 di Gedung Ikatan Dokter Anak Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2024).
Sisa asap rokok atau residu bisa menempel pada pakaian selama berhari-hari bahkan berbulan-bulan.
Residu dari rokok menempel di permukaan atau tempat yang solid, seperti meja, kaca, kursi, dan objek lainnya.
Tanpa disadari, residu yang menempel di barang-barang tersebut bisa terhirup oleh anak.
"(Bahayanya) Anak yang terpapar asap rokok berisiko lebih tinggi terkena infeksi saluran penafasan atau gangguan pernapasan lain dibandingkan dengan anak yang tidak tinggal dengan perokok," katanya.
Baca juga: Suara Pedagang Kecil Minta Larangan Zonasi Penjualan Rokok Dihapus, Mendag: Saya Pelajari Dulu
Lebih lanjut, ia mengingatkan orang tua bahwa anak mempunyai hak mendapatkan udara yang bersih dengan bebas. Salah satunya ialah terbebas dari asap polusi dan rokok.