TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kolaborasi pemerintah dan swasta terus dilakukan dalam penguatan transformasi kesehatan.
Salah satunya adalah perjanjian Kerjasama antara Kementerian Kesehatan dan pihak swasta yakni AstraZeneca Indonesia (AZI).
Baca juga: Awas! Kolesterol Tinggi Juga Ancam Usia Muda, Saatnya Skrining Kesehatan dan Ubah Gaya Hidup
Kemenkes dan perusahaan biofarmasi global ini berfokus pada peningkatan ekosistem kesehatan berbagai penyakit, termasuk respiratory syncytial virus (RSV), asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), dan kanker.
Presiden Direktur AstraZeneca Indonesia, Esra Erkomay, mengatakan, salah satu komitmen yang telah dilakukan AztraZeneca adalah dengan mendukung pemerintah mewujudkan transformasi Kesehatan di Indonesia.
Dalam hal ini, Esra menuturkan bahwa AstraZeneca fokus pada peluncuran obat baru, terutama di bidang onkologi dan penyakit kardiovaskular.
Mereka juga bekerja untuk mendaftarkan berbagai obat inovatif untuk penyakit langka di Indonesia, memperluas cakupan pengobatan yang tersedia supaya pasien tidak harus berobat ke luar negeri.
"Upaya-upaya ini secara keseluruhan bertujuan untuk menciptakan ekosistem kesehatan Indonesia yang lebih kuat dan berkelanjutan, yang dapat menangani tantangan kesehatan," tegasnya.
Tidak hanya pengobatan, bentuk upaya skirining kesehatan juga menjadi perhatian AstraZeneca.
"Saya mengapresiasi upaya pemerintah yang telah mengutamakan skrining untuk berbagai penyakit. Jika penyakit seperti kanker diketeahui lebih awal, pasien akan mendapatkan manfaat lebih optimal dari pengobatan, sehingga bisa menyelamatkan nyawa. Maka, skrining menjadi hal penting untuk masyarakat," ujarnya.
Inisiatif ini melibatkan kolaborasi bertujuan untuk memperkuat program skrining penyakit respirasi dan kanker serta meningkatkan kepabilitas tenaga medis sebagai pelayanan kesehatan primer.
Tak hanya itu, komitmen untuk memperkuat ekosistem Kesehatan di Indonesia, salah satunya dengan mendukung inovasi dan peran pihak publik dan swasta dalam memerangi tantangan penyakit yang ada di Indonesia.
Komitmen ini terjalin lewat kolaborasi BritCham's Health, Wellbeing & the Life Sciences dan Professional Women's HUB yang bekerja sama dengan Departemen Bisnis dan Perdagangan Kedutaan Besar Inggris (UK-DBT) pada Kamis (18/7/2024) lalu.
Sebagai perusahaan bio-farmasi global berbasis sains, fokus AstraZeneca tidak hanya pada vaksin saja, namun juga turut melakukan banyak riset klinis agar menemukan obat untuk berbagai penyakit tidak menular yang saat ini belum dapat disembuhkan.
Khususnya obat-obatan di tiga terapi area penyakit, yakni pernafasan sepertia asma dan paru obstruktif kronik (PPOK), kardiovaskular, renal, metabolik, serta kanker.
AstraZeneca juga turut bekomitmen dalam Keberlanjutan dan Aksi Peduli Iklim dengan Inisiatif Pengurangan Karbon. Diantaranya lewat nota kesepahaman antara AstraZeneca Indonesia dan Kemenko Marves untuk menanam 10 juta pohon hingga 2025 di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Upaya ini dilakukan melalui program AZ Forest yang telah berjalan selama tiga tahun di Indonesia sejak 2021.
"Bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi dalam proyek inisiatif Sungai Citarum untuk mengembalikan ekosistem DAS Citarum dengan mengedukasi petani tentang praktik pertanian berkelanjutan. Upaya ini memastikan kesehatan