Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Melakukan perjalanan dengan pesawat sering kali menjadi pertanyaan sekaligus kekhawatiran tersendiri bagi para ibu hamil.
Banyak yang berpendapat bahwa naik pesawat tidak dianjurkan karena dapat berdampak tidak baik pada kehamilan.
Lantas, pada usia kehamilan berapa ibu diperbolehkan naik pesawat?
Tentang hal ini, dokter spesialis obstetri dan ginekologi subspesialis kedokteran fetomaternal RS Pondok Indah, dr. Better Versi Paniroi, Sp. O.G, Subsp. K.Fm memberikan jawaban.
Menurutnya, naik pesawat bagi ibu hamil diperbolehkan.
"Untuk naik pesawat pada prinsipnya aman. Jadi, prinsipnya apa pun aktivitas yang biasa dikerjakan, silakan dikerjakan," ungkapnya pada media briefing di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Namun, usia kehamilan yang dikhawatirkan ada pada trimester ketiga
"Yang dikhawatirkan sebenarnya rules di pesawat itu usia kandungan di 32 minggu, 33 minggu, atau tergantung pesawat. Beberapa pesawat membolehkan 36, 37, 38 minggu. Tapi dokternya memastikan bahwa semuanya aman," katanya.
Kelahiran di atas pesawat menjadi salah satu kekhawatiran apabila ibu melakukan perjalanan pada trimester ketiga.
"Yang dikhawatirkan sebenarnya adalah kelahiran di pesawat saja kalau udah masuk trimester akhir. Karena akan panjang ceritanya, kecuali kalau ada komplikasi dan lain-lainnya," imbuhnya.
Baca juga: Amankah Ibu Hamil Konsumsi Air Kelapa? Ini Jawaban Dokter
Pada ibu dengan usia kehamilan 34 minggu, lanjut Better, secara teori memiliki potensi kelahiran 10-20 persen.
Hanya saja, perlu diingat bahwa pada ibu hamil yang melahirkan anak pertama kali, bukaan 1-3 itu butuh waktu lama.
"Di pesawat itu paling lama kan 24 jam ya, enggak yang tiba-tiba lahir. Tapi beda dengan ibu yang mau melahirkan hamil anak kelima, mules sedikit lalu napas sedikit udah lahir," kata Better menambahkan.
Lebih lanjut, Better mengatakan gravitasi dan tekanan udara saat naik pesawat itu tidak berefek pada ibu hamil.
Yang perlu diperhatikan pada ibu hamil selama naik pesawat adalah tetap terhidrasi.
"Humid (kelembapan) beda. Kalau long flight, maka harus dipastikan ibu hamil terhidrasi dengan baik ya. Itu kunci selama di perjalanan," katanya.