Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO tetapkan Monkeypox (Mpox) sebagai Kegawatdaruratan global.
Penetapan status kegawatdaruratan global adalah tingkat kewaspadaan tertinggi WHO untuk mempercepat penelitian, pendanaan, dan tindakan kesehatan masyarakat internasional, serta kerja sama untuk mengatasi Mpox.
Lantas, apa itu Mpox?
Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi RS Pondok Indah – Bintaro Jaya dr. Hadianti Adlani, Sp. P.D, Subsp. P.T.I. (K) pun menjelaskan apa itu Mpox.
Penyakit Mpox, atau yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox dan cacar monyet, adalah penyakit infeksi zoonosis.
Zoonosis adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia yang bersifat self-limiting disease atau dapat sembuh dengan sendirinya.
Infeksi ini pertama kali ditemukan pada monyet dan berasal dari daerah Afrika terutama Afrika Tengah dan Afrika Barat yang merupakan daerah hujan tropis.
"Penyakit Mpox disebabkan oleh sejenis virus golongan orthopox virus, yaitu virus Human Monkeypox yang dibawa oleh tikus Afrika (sebagai penyebab terbesar penyebaran virus ini) serta hewan pengerat, hewan liar lainnya, atau hewan primata (kera)," papar dr Hadianti, Jumat (30/8/2024).
Baca juga: Bahaya Minum Air Sambil Berdiri, Ini 7 Masalah Kesehatan yang Bisa Ditimbulkannya
Semua orang dari segala usia dan jenis kelamin dapat terkena penyakit yang satu ini.
Namun, infeksi akan lebih berat dan lebih sering terjadi pada usia anak-anak.
Umumnya, jika sudah pernah terkena, pasien akan mempunyai daya tahan atau kekebalan terhadap penyakit ini hingga 85 persen.
Kekebalan ini sama dengan seseorang yang sudah pernah mendapatkan vaksinasi cacar smallpox.
Namun, jika daya tahan tubuh menurun, seperti pada kondisi seseorang yang disebut immunocompromised, maka bisa saja terserang kembali atau terkena lebih dari satu kali.
Baca juga: WHO Ingatkan Penularan Mpox Bisa Melalui Droplet
Lebih lanjut, dr Hadianti bagikan apa saja gejala Mpox.
Gejala klinis dari Mpox pada manusia hampir sama dengan kasus smallpox atau cacar yang pernah di eradikasi tahun 1980.
Walaupun gejalanya lebih ringan daripada cacar, tetapi Mpox dapat menyebar secara luas di beberapa wilayah di Afrika.
Seperti halnya virus Variola penyebab smallpox atau cacar, virus penyebab Mpox juga merupakan spesies yang termasuk ke dalam genus Orthopoxvirus dan keluarga Poxviridae.
"Gejala Mpox lebih ringan dari cacar yang disebabkan oleh smallpox virus, tetapi dapat lebih berat dari cacar air yang disebabkan karena virus varicella," imbuhnya.
Mpox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14-21 hari. Gejala awal Mpox antara lain:
• Demam tinggi lebih dari 38 derajat Celcius
• Sakit kepala
• Pembengkakan kelenjar getah bening yang dapat dirasakan di leher, ketiak, ataupun selangkangan
• Nyeri otot atau punggung
• Badan terasa lemas
• Kemudian dalam 1-3 hari setelah gejala awal tersebut dapat muncul ruam atau lesi pada kulit dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainya, lalu timbul bintik merah seperti cacar (makulapapula) lepuh berisi cairan bening ataupun lepuh berisi nanah
• Setelah melewati tujuh hari pertama, lesi/lepuh berlubang dan bernanah tersebut dapat berkembang di seluruh tubuh mulai dari wajah hingga kaki
Baca juga: Komika Dustin Tiffani Alami Batuk Fisik, Awas Bisa Berdampak Serius, Kenali Penanganan Pertamanya
Meskipun gejala Mpox jauh lebih ringan daripada cacar, tetapi dapat berakibat fatal.
Penyakit ini dapat menimbulkan berbagai komplikasi seperti infeksi bakteri sekunder, gangguan pernapasan.
Seperti pneumonia, sepsis, dan gangguan pada mata berupa penurunan penglihatan, bahkan kebutaan.
Di samping itu, Mpox juga dapat menimbulkan akibat yang fatal hingga kematian, terutama pada anak-anak dengan angka kasus fatal 1-10 persen.