Namun, TB yang resistan terhadap banyak obat masih menjadi krisis kesehatan masyarakat.
Tingkat keberhasilan pengobatan untuk TB yang resistan terhadap banyak obat atau resistan terhadap rifampisin (MDR/RR-TB) kini telah mencapai 68%.
Namun, dari 400.000 orang yang diperkirakan telah mengembangkan MDR/RR-TB, hanya 44% yang terdiagnosis dan diobati pada tahun 2023.
Kesenjangan dan tantangan pendanaan
Pendanaan global untuk pencegahan dan perawatan TB terus menurun pada tahun 2023 dan masih jauh di bawah target.
Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah (LMIC), yang menanggung 98?ban TB, menghadapi kekurangan pendanaan yang signifikan.
Hanya US$ 5,7 miliar dari target pendanaan tahunan sebesar US$ 22 miliar yang tersedia pada tahun 2023, setara dengan hanya 26?ri target global.
Secara global, penelitian TB masih sangat kekurangan dana dengan hanya seperlima dari target tahunan sebesar US$ 5 miliar yang tercapai pada tahun 2022.
Hal ini menghambat pengembangan diagnostik, obat, dan vaksin TB baru.
WHO terus memimpin upaya untuk memajukan agenda vaksin TB, termasuk dengan dukungan Dewan Akselerator Vaksin TB yang diluncurkan oleh Direktur Jenderal WHO.
Sejumlah besar kasus TB baru disebabkan oleh 5 faktor risiko utama.
Yaitu kekurangan gizi, infeksi HIV, gangguan penggunaan alkohol, merokok (terutama di kalangan pria), dan diabetes.
Menangani masalah ini, bersama dengan faktor penentu penting seperti kemiskinan dan PDB per kapita, memerlukan tindakan multisektoral yang terkoordinasi.
Direktur Program Tuberkulosis Global WHO Dr. Tereza Kasaeva, ungkap ada beberapa tantangan berat dalam penanganan TB.