TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perubahan suhu yang ekstrem ternyata bisa menimbulkan masalah pada kulit. Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Sub Spesialis Dermatovenerologi Anak RS Pondok Indah Jakarta Selatan, dr Triana Agustin, Sp. D.V.E, Subsp. D.A menyebut suhu panas atau dingin dapat menyebabkan beberapa penyakit kulit.
Baca juga: Heboh Sopir Bus TransJ Tak Tahu Arah Jalan dan Kelamaan Ngetem, Ini Penjelasan PT Transjakarta
Ia pun menjelaskan sederet penyakit kulit yang dipengaruhi oleh suhu panas dan suhu dingin. Pertama, miliaria atau biang keringat. Penyakit kulit ini umumnya muncul saat suhu panas.
"Miliaria atau biang keringat (muncul) karena benar-benar dipengaruhi oleh faktor lingkungannya yang udara panas dan kelembaban tinggi," ungkapnya pada media briefing virtual, Minggu (10/11/2024).
Tidak jarang, pada anak-anak sering ditemukan mengalami biang keringat ketika di musim panas. Biang keringat juga bisa muncul jika lingkungan anak tidak mendukung, seperti ventilasi udara yang kurang baik.
Baca juga: Profil Drajad Djumantara Suami Artis Febby Rastanty, Polisi Berpangkat Iptu, Lulusan Akpol 2017
"Sehingga dia memicu terjadi produksi keringat yang berlebihan. Sementara di bagian kelenjar keringat mungkin ada penyumbatan," imbuhnya.
Lebih lanjut dr Triana ungkap ada pula penyakit kulit yang dipengaruhi oleh musim hujan melalui banjir. Pada saat banjir, banyak muncul penyakit infeksi pada kulit anak.
Karena anak biasanya sering bermain di saat banjir. Sementara kita tahu bahwa air banjir mudah membawa bakteri yang menyebabkan infeksi.
Baca juga: Drajad Djumantara Menangis saat Melihat Febby Rastanty Menuju Meja Akad
Nah salah satu penyakit yang bisa muncul adalah penyakit impetigo. Penyakit kulit ini adalah infeksi kulit menular yang banyak menyerang bayi dan anak-anak.
Infeksi ini ditandai munculnya bercak merah dan lepuhan pada area kulit, terutama pada bagian wajah, tangan, dan kaki. Ketiga, suhu yang terlalu panas juga bisa memicu kekambuhan terhadap penyakit dermatitis atopik atau eksim.
Dermatitis atopik sebenarnya bisa disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya alergi. "Dia (pasien) punya dasar mekanisme alergi yang berinteraksi dengan lingkungan jadi misalnya suhu yang terlalu panas. Memicu banyak keringat, itu dia bisa kekambuhan dermatitis atopik," jelasnya.
Baca juga: Prediksi Skor Tottenham vs Ipswich Town di Liga Inggris, Rasa Penasaran The Blues Cari Kemenangan
Selain suhu yang terlalu panas, suhu dingin juga bisa memicu kekambuhan dermatitis atopik. Misalnya, anak dibawa pergi ke luar negeri yang sedang mengalami musim dingin. Saat musim dingin, kelembaban kulit menjadi rendah.
Kondisi ini juga bisa memicu munculnya dermatitis atopik. Selain itu, perubahan suhu yang terlalu mendadak juga bisa menyebabkan kekambuhan dermatitis atopik atau eksim.
Baca juga: Debat Kedua Pilkada Jateng 2024 Hari Ini: Format, Tema, dan Link Streaming
"Perubahan suhu yang mendadak dari panas ke dingin, terus dari dingin ke panas itu bisa memicu terjadinya dermatitis atopik," tutupnya.