"Dan gejala dari penyakit HMPV ini, ada gejalanya bisa jadi berat kalau memang pasiennya sudah punya asma sebelumnya. Sehingga terjadilah serangan asma, ada mengi, hingga sesak," paparnya lagi.
Baca juga: Pemerintah India Konfirmasi Ada Temuan Tujuh Kasus HMPV
Pada kondisi yang lumayan berat, virus bisa memperbanyak diri, melebar dan merusak jaringan paru-paru, sehingga menimbulkan pneumonia.
"Pada bayi biasanya timbul bronchiolitis. Bronchiolitis itu adalah inflamasi di saluran napas yang kecil," tutupnya.
Jangan Panik Hadapi Penyebaran Virus HMPV
Dia juga mengajak masyarakat agar tidak perlu panik.
Karena, penyakit HMPV ini umumnya bergejala ringan. Dan jika terlanjur terinfeksi, cukup dilakukan rawat jalan.
“Jadi gejalanya dikatakan ringan, sehingga cukup dirawat jalan saja,” ungkapnya dalam media briefing virtual yang diselenggarakan oleh PB IDI, Rabu (8/1/2025).
Selain itu, Erlina mengungkapkan jika virus HMPV bukanlah penyakit baru. Virus HMPV sudah ditemukan sejak 2001 atau 24 tahun yang lalu.
Sehingga, tidak heran jika virus ini sudah beredar lama ke banyak negara, termasuk Indonesia.
Namun karena gejala yang ditimbulkan ringan, tidak dilakukan pemeriksaan atau surveilance untuk mendeteksi virus tersebut.
“Iya, bukan saja di China, sebetulnya sekitar akhir tahun di Amerika juga demikian. Terjadi sedikit peningkatan. Nah, mungkin juga ada berhubungan dengan bahwa penyebaran ini lebih banyak pada musim dingin. Musim semi atau musim dingin,” imbuhnya.
Namun, Erlina tetap mengingatkan masyarakat untuk jangan berpikir bahwa Indonesia tidak mungkin akan terinfeksi virus HMPV ini.
Kementerian Kesehatan sudah merilis ditemukannya kasus-kasus HMPV pada anak di Indonesia.