Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Autism spectrum disorder (ASD) merupakan kelainan perkembangan saraf yang disebabkan oleh perbedaan pada otak.
Hingga saat ini belum ada penyebab pasti dari autis ini. Namun, sebagian orang percaya jika penggunaan gadget menjadi salah satu faktornya, benarkah?
Terkait hal ini, Dokter spesialis anak dr. Amanda Soebadi, Sp.A, Subsp.Neuro.(K),M.Med beri penjelasan.
Menurut dr Amanda, zaman sekarang, hampir setiap orang hampir mempunyai gadget atau gawai. Berbagai kalangan usia, termasuk anak-anak turut menggunakannya.
Maraknya penggunaan gawai memunculkan istilah digital nanny.
Baca juga: Tanda-tanda Anak Alami Autis Bisa Dikenali Sejak Masih Bayi, Ini Ciri-cirinya
"Digital nanny itu adalah paparan gadget pada usia dini lebih dari setengah waktu anak bangun dalam sehari. (Misalkan) dia dalam satu hari terjaga selama 14 jam. Jadi 14 jam itu lebih dari 7 jamnya dia terpapar gadget, apakah itu laptop atau tablet atau TV-nya TV itu juga termasuk atau HP," ungkapnya pada media briefing virtual, Selasa(15/5/2025).
Gadget ini pun menjadi pengganti interaksi timbal balik antara anak dengan lingkungan sosialnya. Baik orang tua, pengasuh, guru dan sebagainya.
Kondisi inilah yang menyebabkan mempengaruhi perkembangan otak anak untuk komunikasi dan kemampuan sosial.
Anak yang terpapar gadget sejak usia dini, memang dapat menyebabkan kesulitan komunikasi sosial, dan perilaku yang tidak lazim.
Gangguan perkembangan otak anak ini dijuluki sebagai virtual autism.
Walau gejalanya terlihat sama, tapi dampak paparan di atas menurut Amanda bukanlah autis.
"Maka sekarang ada yang dikenal sebagai virtual autism. Ini istilah beneran, istilah yang ada di literatur. Pola perilakunya mirip autism.Kalau saya bilang mirip, berarti ini bukan autism," paparnya.
Berbeda dengan autis, jika paparan digital dihentikan maka kondisi anak bisa membaik dengan cepat.
"Jadi anaknya bisa balik lagi (seperti semula sebelum terpapar gadget)," tutupnya.