TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) mengembangkan program pemberdayaan bagi para petani mustahik di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Program ini dikembangkan dalam upaya peningkatan ekonomi dan kesejahteraan para petani Indonesia dengan memanfaatkan dana zakat, infak dan sedekah.
Ketua BAZNAS, Bambang Sudibyo mengatakan, salah satu daerah yang dikembangkan program ini ialah di Kampung Tipar Kolot, Desa Medalsari, Kecamatan Pangkalan Kabupaten Karawang yang pada Senin (15/4) ini telah memasuki panen raya perdana. Hasil panen dari lahan seluas 12,5 hektar yang digarap oleh Kelompok Tani Hipanusa ini pun cukup signifikan.
"Hasil panen yang meningkat cukup signifikan ini membuat petani merasa bahagia dan makin bersemangat mewujudkan Lumbung Pangan di Karawang," kata Ketua BAZNAS, Bambang Sudibyo di sela panen raya bersama para petani.
Program pemberdayaan ekonomi yang dikembangkan BAZNAS di Karawang telah dimulai sejak Oktober 2018, dilanjutkan dengan masa tanam padi mulai Desember 2018. Melalui Program Lumbung Pangan, BAZNAS memberikan sarana produksi pertanian dan perkebunan, sewa lahan, teknologi, akses pemasaran serta pendampingan ketat. Hasilnya, panen petani mengalami kenaikan rata-rata 34 persen. Hasil panen sebelum menerima manfaat program Lumbung Pangan BAZNAS rata-rata hanya 50,6 ton, kini menjadi rata-rata 68,2 ton setelah menerima manfaat program tersebut.
"BAZNAS memiliki perhatian yang tinggi pada peningkatan kualitas kehidupan petani, peternak, nelayan dan buruh-buruh perkebunan yang masuk dalam kategori mustahik. Zakat hadir untuk menyejahterakan mereka," kata Bambang.
Ia menambahkan, program ini dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia. Di Karawang, program dilaksanakan di sejumlah titik, seperti di Desa Pangulah Kecamatan Kota Baru, Desa Cintaasih dan Desa Medalsari Kecamatan Pangkalan, dan Desa Karangligar Kecamatan Telukjambe Timur.
Ketua Kelompok Tani Hipanusa, Misna Suryana mengatakan, panen padi kali ini merupakan yang terbaik selama pengalaman puluhan tahun ia menjadi petani.
"Biasanya dari lahan 1,5 hektar yang saya garap paling banyak menghasilkan padi 9 ton. Alhamdulillah panen kali ini bisa mencapai 14,5 ton. Saya sempat tak percaya tapi sangat bersyukur," katanya.
Ia mengungkapkan terimakasih kepada para Muzaki yang telah menunaikan zakatnya melalui BAZNAS sehingga Lumbung Pangan di desanya dapat terwujud.
Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan BAZNAS, Dr. Irfan Syauqi Beik mengatakan, program pemberdayaan BAZNAS di Karawang memberdayakan sebanyak 23 petani dengan luas lahan garapan 23.5 hektar.
BAZNAS mengembangkan Lumbung Pangan di Karawang dengan mengedepankan proses ramah lingkungan. Konsep pertanian berkelanjutan dengan menerapkan organik. BAZNAS telah bekerja sama dengan PT. Hikmah Pangan Nusantara (HIPANUSA) sebagai pendampingan teknologi budi daya dengan pupuk organik Marolis.
Ia menjelaskan, program yang dikembangkan BAZNAS ini mampu meningkatkan pendapatan para mustahik, saat ini peningkatan panen dibarengi pendapatan hasil panen rata-rata sebesar Rp. 2.850.000 per bulan dari pendapatan rata-rata sebelumnya Rp. 1.037.000 tiap bulannya. Pendapatan tersebut masih lebih tinggi dari Garis kemiskinan Kabupaten Karawang tahun 2019 yakni Rp 1.564.758.
Peningkatan pendapatan ini juga turut dipengaruhi oleh harga jual (GKG) yang semula Rp. 4.500/kg menjadi Rp. 5.000/kg.
"Petani di Karawang ini juga bisa sangat inspiratif. Meningkatnya hasil panen menjadikan petani sudah mampu membayar zakat berupa beras ke dhuafa atau ke masjid di tempat tinggalnya. Zakat yang mereka keluarkan sebesar 6.8 ton," kata Irfan.