TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Kementrian Sosial telah meluncurkan Program BPNT, yang kini berganti nama menjadi Program Sembako per Januari 2020 dengan perluasan komoditi termasuk sayur mayur yang dapat dibeli oleh Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Pedagang E-warong di Banyumas, Jawa Tengah menjual dagangannya cukup murah dengan uang Rp. 14.500, pembeli akan mendapatkan 1 bungkus sayur mayur berisi 3 jenis yang dapat memberikan kepuasan kepada sekian banyak orang.
KPM dapat menikmati beragam macam jenis sayur-sayuran, para pedagang E-warong yang sedang meniti usaha dagang, harga tersebut harus dibagikan kepada 3 kelompok petani atas 3 jenis sayur yang berbeda, 2 kelompok pengantaran dari ladang pertanian ke workshop, kemudian distribusi dari workshop ke E-warong, tenaga pembungkus di workshop
"Kuncinya rasa syukur, kebersamaan dan gotong royong dalam koperasi. Kita punya nilai kepuasan tersendiri, bukan semata mata nilai materi dari transaksi sayur mayur ini," tutur seorang anggota koperasi yang bertugas sebagai pembungkus sayur di lokasi workshop, kemarin.
Ternyata perluasan komoditi program sembako ini tidak hanya semata mata memberikan keuntungan kepada KPM, tetapi juga memberikan beragam manfaat bagi masyarakat luas kabupaten Banyumas terutama bagi petani sayur mayur, lapangan kerja yang baru dengan kelompok pelayanan besar dalam kebersamaan antar warga Banyumas.
Koperasi telah megayomi ratusan petani sayur yang memproduksi, membuka lapangan bagi ratusan ibu rumah tangga dan pengangguran untuk menjadi tenaga pembungkus, dan merangkul puluhan armada pendistribusian ke 700an E-warong. Disini 1 sisi penyedia yang mendapatkan manfaat, disisi lain 700 lebih E-warong di kabupaten Banyumas merasakan peningkatan usaha dagang sayur mayur, dan terakhir tentunya keluarga penerima manfaat menikmati beragam jenis sayur mayur dari bumi Banyumas dengan perjuangan hasil keringat keluarga Banyumas sendiri.
Untuk terus meningkatkan nilai pelayanan, tim workshop akan terus melakukan evaluasi, melakukan survey layanan kepuasan, melakukan layanan expres penukaran produksi sayur yang cacat. Disebutkan bahwa karena sayur mayur ini adalah hasil produksi alam, dengan teknologi yang masih sangat terbatas, tidak heran jika nanti akan ditemukan adalah sayur mayur berulat, busuk dan sebagainya seperti yang sering kita lihat dipasar sayur. Jadi yang terpenting adalah adanya tanggung jawab dan layanan express ketika ditemukan adanya sayur yang cacat produksi, harus langsung diberikan pengantian tampa memberikan beban kepada E-warong atau KPM.
Kemensos juga melakukan transformasi program BPNT menjadi Program Sembako di tahun 2020. Pengembangan program bantuan sosial pangan dari Kementerian Sosial (Kemensos) mulai awal 2020 telah mengubah Program Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) menjadi program Sembako.
"Bagi kami pedagang kecil, ini perubahan dengan paket yang paling sempurna, selain memaksimalkan manfaat bagi para pembeli dar KPM, juga terasa upaya meningkatkan pertumbuhan usaha kecil kami para pedagang sembako seiring meningkatnya pendapatan. Pagi ini kami mendapatkan sayur yang sangat segar, 3 kilo/jenis hanya Rp.14.500," papar Kasimin pemilik E-warong di desa Karang Bawang, Purwokerto.
Diakui perwakilan petani, hasil produksi yang masih asli alami, memang tidak sempurna. Tapi kami bangga, Inilah asli hasil produksi kami dari tanah kabupaten Banyumas. Kami akan terus melakukan peningkatan mutu dan kwalitas untuk menyambut kesempatan yang sudah dibukakan kepada kami. Jika produksi perdana ini masih kurang, ataupun ada terbawa hasil panen yang kurang bagus, kami minta maaf kepada E-warong penerima, namun kami akan memberikan pergantian segera sampai mutu yang memuaskan.