Yachter mancanegara peserta Sail to Indonesia 2018 telah merapat ke Buton Selatan, Sulawesi Tenggara. Kehadiran mereka disambut antusias masyarakat. Para yachter disambut parade seni budaya hingga kuliner.
Di Buton, Sail to Indonesia 2018 digelar 28-31 Agustus 2018. Event tersebar di empat lokasi. Yaitu di Desa Bahari 1, Bahari 2, Bahari 3, dan Rongi, Sampolawa, Buton Selatan, Sulawesi Tenggara.
Menurut Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Bahari Indroyono Soesilo, Buton Selatan jadi salah satu destinasi terbaik Sail to Indonesia 2018.
“Sail to Indonesia 2018 ini menjadi program luar biasa. Event ini akan memberikan pengaruh besar bagi pariwisata Indonesia. Perekonomian masyarakat bergerak, terutama di destinasi yang disinggahi,” kata Indroyono, Minggu (26/8/2018) malam.
Sail to Indonesia dimulai sejak 26 Juli lalu. Dan akan berakhir 6 November 2018 di perairan Tanjung Pinang. Perairan Buton Selatan menjadi destinasi ke-6 dari 19 persinggahan.
Sebelumnya, para yachter singgah di Debut, Banda, Buru Utara, Buton Utara, juga Wakatobi. Rata-rata para yachter peserta Sail to Indonesia 2018 singgah selama empat hari.
Event Sail to Indonesia 2018 total diikuti 75 yacht. Mereka berasal dari 12 negara. Terdiri dari Australia, Selandia Baru, Denmark, Prancis, Belanda, Inggris Raya, Jerman, Kanada, dan Amerika Serikat.
Para yachter ini mengawali start dari dua lokasi berbeda di Australia. Sebanyak 47 yacht pun berangkat dari kawasan Australia Timur. Lalu, 28 yacht mengawali start dari Darwin dan bergabung 4 September.
“Sejauh ini, respons masyarakat terhadap rangkaian Sail to Indonesia sangat positif. Ada banyak rangkaian event yang disajikan. Menariknya setiap persinggahan selalu berbeda-beda. Hal ini tentu menjadi daya tarik bagi para yachter yang mayoritas mancanegara,” ujar Indroyono lagi.
Antusiasnya masyarakat Buton Selatan, bisa dilihat dari ‘ritual’ khusus yang telah disiapkan. Ada beragam parade seni dan budaya yang ditampilkan. Diantaranya, Mangaru Dance dan Traditional Dance yang digelar di Pantai Lagunci, Desa Bahari, Selasa (28/8). Tari Mangaru merupakan salah satu identitas Buton. Tarian ini menggambarkan keberanian kaum pria di dalam medan perang.
Dilengkapi peralatan perang, gerakan rancak akan diperlihatkan Tari Mangaru. Tarian ini biasanya juga diiringi oleh alat musik kansi-kansi, mbololo, dan gendang. Nuansa semakin klasik dengan kostum unik yang dikenakan para penari. Menegaskan nuansa tradisional di hari pertama, para yachter akan diajak mengikuti tour desa wisata sembari menikmati kopi khas Buton.
“Kami yakin para yachter ini akan terkesan selama berada di Buton Selatan. Sebab, wilayah ini memiliki culture yang sangat khas dan kuat,” tegas Indroyono.
Buton Selatan juga akan menyajikan Boti Festival. Digelar Rabu (29/8) di Desa Bahari, Boti Festival dijamin akan menarik perhatian. Sebab, Boti ini sejatinya merupakan perahu khas masyarakat Buton dengan tampilan fisik eksotis. Masih dari hari sama, para yachter juga bisa menikmati Kelas Memasak ala wilayah Buton Selatan.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Ricky Fauzi mengaku sangat senang dengan sambutan yang diperlihat Buton Selatan.