Kabar baik datang dari Brunei Darussalam. Negara tetangga yang terkenal dengan kekayaan minyak buminya itu dipastikan mendatangkan wisatawan mancanegara (Wisman) ke Indonesia dengan grafik yang meningkat.
Itu setelah, maskapai milik pemerintah Brunei itu akan menambah penerbangan ke Lombok, Nusa Tenggara Barat dalam waktu secepatnya.
"Sekarang sedang pembicaraan government to government. Karena kami sangat optimis bahwa Indonesia punya destinasi dan berpotensi didatangi masyarakat kami," kata Manager Marketing Commercial Departement Royal Brunei (RB), Alirahim Haji Abdul Rani di perhelatan Brunei Travel Fair 2018, 7 Oktober 2018.
Saat ini, imbuh Alirahim, RB sudah sangat konsisten melakoni penerbangan langsung dari Bandar Seri Begawan menuju tiga kota besar dan destinasi wisata tanah air. Kota-kota tersebut adalah Jakarta, Surabaya dan Denpasar, Bali.
"Load Factor sangat bagus. Keterisiannya juga baik. Karena memang Indonesia memiliki semua. Semoga rencana penerbangan menuju Lombok bisa terealisasi dengan baik, dan kita juga bisa bekerjasama dengan Indonesia dengan bagus dalam hal ini Kementerian Pariwisata,"katanya.
RB memang tidak main-main dengan penerbangan langsungnya. Hampir setiap hari RB dari Brunei langsung ke tiga kota di tanah air tersebut. Sebut saja, Jakarta sebanyak 6 kali seminggu, Surabaya 6 kali seminggu, Denpasar sebanyak 5 kali seminggu. Lantas mengapa memilih Lombok?
"Lombok destinasi yang juga siap. Bandaranya internasional, dekat dengan Bali. Karena mayoritas masyarakat Brunei muslim, tentu sangat cocok dengan Lombok. Apalagi saya dengar mereka terkenal dengan wisata halalnya,"kata Alirahim.
Asisten Deputi Pemasaran I Regional II Kemenpar Sumarni mengatakan, penerbangan langsung merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk pariwisata Indonesia. Wanita yang biasa disapa Marni itu juga optimis dengan pasar Brunei.
"Selain ke tiga kota besar tersebut, Brunei juga bisa menggunakan Bandara Changi Singapura sebagai penghubung ke 13 kota di Indonesia. Jadi Brunei sudah sangat terbuka untuk datang ke Indonesia. Silahkan nikmati negara kami, negara kami punya semuanya,"kata Sumarni yang juga diamini Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono.
Melihat peluang RB membawa banyak wisatawan ke Indonesia, Kemenpar sangat cerdas dalam mengikuti pameran dan memanfaatkan momentum tersebut.
Bertempat di International Convention Center Kementerian Hal Ehwal Luar Negeri dan Perdagangan, Jalan Stadium, Bandar Seri Begawan BB3910, Brunei Darussalam, Booth Kementerian yang dipimpin oleh Arief Yahya itu berdiri megah tepat disamping Booth Royal Brunei.
Maskapai tersebut juga menjual beberapa paket murah untuk terbang ke Indonesia. Momentum itu juga di manfaatkan oleh sellers-sellers Indonesia yang ikut pameran tersebut.
"Di tiga kota besar itu, kita punya semuanya. Ada Gunung, Sawah, Pantai, Wisata Buatannya, Wisata Budayanya semua bisa dinikmati dengan indah di negara kami. Yang juga sangat pentingnya, dari penduduk di Brunei Darussalam sebanyak 450 ribu orang penduduk asli dan belum ditambah expatriat yang ada di Brunei,"kata Sapto Haryono.
Sapto juga berkomentar bahwa rencana penerbangan RB ke Lombok merupakan rencana yang sangat bagus. Kata Sapto,
Lombok beberapa waktu lalu dicanangkan menjadi objek wisata halal. Pencanangan ini tentu memberikan banyak keuntungan. Salah satunya adalah segmentasi pasarnya jelas.
Selain itu, Lombok bakal jadi objek wisata alternatif yang bisa dipilih selain Bali dengan bentang alam yang tak kalah cantik, namun dengan latar belakang budaya dan pengembangan wilayah yang sangat berbeda. Kalau ditilik, apa sih yang bikin pulau ini layak dijadikan objek wisata halal?
Yang pertama adalah tak sulit mencari tempat ibadah karena Lombok diisi oleh masyarakat mayoritas muslim. Sebelumnya, beberapa orang mengira, di pulau ini tak banyak ditemukan masjid, seperti yang terjadi di Pulau Bali. Namun, mereka, khususnya yang beragama Islam, tak perlu bingung. Pulau ini berjuluk Pulau Seribu Masjid. Karena itu, di beberapa titik, banyak ditemukan tempat ibadah umat muslim itu.
Dalam jarak tak sampai dua kilometer, bahkan, selalu ditemukan masjid. Sebab itu, mereka bisa melaksanakan salat tepat waktu.
Selain itu, hampir semua tempat menyajikan masakan yang bisa dimakan wisatawan muslim. Lombok terkenal dengan makanannya yang lezat-lezat. Menariknya, hampir semua yang dijajakan adalah makanan halal. Ada ayam Taliwang dan makanan lain yang aman dimakan oleh umat muslim. Pun, harganya tak terlalu tinggi.
Sekali makan, Rp 15 ribu per orang saja sudah kenyang. Ada pula pelecing kangkung yang legendaris, sate bualayak dengan ketupat kecil-kecil yang bisa ditemukan di Hutan Suranandi, lalu sayur ares yang terbuat dari pelepah pisang, ada juga ikan bakar Pantai Nipah yang enak dimakan kalau diolah dengan cara dibakar.
Dan yang ketiga adalah Kultur masyarakatnya menggambarkan akhlak yang beradab, sesuai dengan syariat Islam.Kultur masyarakat Lombok secara turun-temurun memang menganut dan mengamalkan ajaran-ajaran agama, khususnya Islam karena mayoritas warganya memeluk agama tersebut. Karena itu, segala hal yang berkenaan dengan urusan kultural akan dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam.
Sedangkan yang terakhir adalah muncul banyak hotel yang mengembangkan konsep syariah. Di iombok, khususnya Mataram, kini sedang banyak muncul hotel dengan konsep syariah.
Hotel ini, bila dilihat dari sisi keadaannya, menawarkan suasana yang kondusif bagi umat muslim. Misalnya, pelayanan untuk makanan, minuman, dan restoran harus bersertifikat halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Di bagian toilet, disediakan toilet shower untuk wudhu, juga tersedia sajadah dan Alquran di masing-masing kamar.
"Jadi sangat cocok untuk wisatawan dari Brunei. Selain itu tentunya tiga kota Jakarta, Denpasar dan Surabaya juga ramah terhadap wisatawan muslim,"ujar Sapto.
Menteri Pariwisata Arief Yahya dalam berbagai kesempatan selalu menegaskan bahwa Air Connectivity merupakan sesuatu yang penting bagi pariwisata Indonesia.
Sejatinya, air connectivity ini bukan tugas dan fungsi Kemenpar. Kemenpar sama sekali tidak punya tangan dan kaki sampai ke level teknis, di lapangan. Kemenpar itu tugas utamanya promosi, mendatangkan wisman ke tanah air.
"Tapi, kami paham, di sinilah critical success factor nya, di sinilah pintu yang membuat bottleneck, kalau dalam IT, bendwidth-nya harus diperbesar,"kata Menpar Arief. Karena akses itu vital, imbuh Arief, otoritasnya tidak langsung, dan menentukan, maka “Indonesia Incorporated” sebagai spirit untuk bekerja bersama untuk gol yang sama, membangun pariwisata Indonesia, untuk kesejahteraan bangsa.
Tiga isu utama, yaitu : Traffic Right dan Perijinan Rute Penerbangan, Kapasitas Bandara, Seats Capacity Airlines. Itulah hal yang sangat penting.
"Karena itu pula saya merumumenteriskan strategi 3A untuk meningkatkan Aksesibilitas Udara yaitu perlunya membangun komunikasi dan kolaborasi dengan unsur 3A Akses Udara, yaitu: Authorities – Airports dan AirNavigation – Airlines,"kata menteri asli Banyuwangi itu.(*)