"Jadi pasar ini merupakan sebuah pelengkap dari detinasi utama yaitu Kompleks Candi Ajuna Dieng. Sampai nama lapak per lokasi pun kami namai dengan nama-nama candi di Dieng. Misalnya, Lapak Bima, Lapak Gatotkaca, Lapak Srikandi dan lain-lain. Pasar Lodra Jaya juga meminimalisir penggunaan plastik untuk lebih ramah lingkungan. Sehingga keberadaannya tetap lestari," pungkas Idah.
Apresiasi diberikan Staf Khusus Menteri Bidang Komunikasi dan Media Kemenpar, Don Kardono.
Menurutnya, mengunjungi Pasar Lodra Jaya menjadi pilihat tepat untuk berkuliner dengan suasana berbeda. Namun, tetap bisa eksis di sosial media.
"Inilah destinasi digital. Destinasi kids zaman now besutan GenPI. Kids Zaman Now 70% Eksis di Dunia Maya, Dunia Digital. Media pun sebagai channel menuju ke sana. Pariwisata kita pun makin kreatif makin instagramable, memikirkan objek gambar, agar kalau difoto, layak diposting di medsos, dan banyak likes, comments, banyak repost, share, dan interaksi positif,” tuturnya.
Sementara itu Menteri Pariwisata Arief Yahya menegaskan, pasar digital harus mandiri. Mereka harus bisa menghidupi dirinya sendiri dari kreativitasnya.
“Contohnya seperti Pasar Pancingan atau Pasar Karetan. Mereka sudah bagus, bahkan bisa merambah industri. Mereka semakin mandiri. Mampu meyakinkan pasar, hingga ada sponsor yang bergabung. Soal durasi waktu kerjasama, itu nomor sekian. Yang penting mereka mampu memberi keyakinan kepada publik soal brand yang dimilikinya. Ini harus di contoh destinasi digital lainnya,” kata Menpar Arief Yahya.