Membangun sektor pariwisata bukanlah pekerjaan individual yang bisa dilakukan sendiri-sendiri. Idealnya, pemerintah pusat harus terus bersinergi dengan pemerintah daerah, termasuk dengan stakeholder terkait sehingga tujuan untuk memajukan pariwisata Indonesia dapat dicapai dengan maksimal.
Komunikasi yang baik serta kedekatan antar lembaga mutlak diperlukan agar terjalin sebuah simbiosis yang saling dukung dan menguntungkan. Persis seperti keakraban yang terlihat antara Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Kepala Dinas Pariwisata Kepulauan Riau Boeralimar.
Kedekatan mereka tergambar dalam sebuah foto yang beredar di jejaring sosial, saat keduanya sama-sama menghadiri VITO Annual Meeting 2019 di Radisson Golf and Convention Center Batam, Kepulauan Riau, Rabu (10/4/2019) lalu. Dalam suasana rileks penuh canda, kedua pejabat tersebut bergantian memijat pundak, seolah ingin mengurai beban tugas yang selama ini dipikulnya.
“Bicara soal pariwisata, tentu ini menjadi tanggung jawab bersama bagaimana kita harus bahu membahu memajukannya. Sejak dulu saya tegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota untuk membangun sektor unggulan ini,” ujar Menpar Arief Yahya, di sela-sela acara.
Kadis Pariwisata Kepri Boeralimar pun sependapat dengan statement tersebut. Beberapa kali ia terlihat manggut-manggut serius menangapi kalimat sang menteri. Terbukti, sejauh ini Boeralimar paling aktif berkoordinasi dengan Kemenpar, khususnya dalam penyelenggaraan event pariwisata.
Koordinasi itu pun membuahkan hasil. Secara keseluruhan, Kepri memiliki 6 event unggulan yang masuk dalam Calender of Event (CoE) Kemenpar 2019. Yaitu Festival Pulau Penyengat, Tour de Bintan, Batam International Culture Carnival, Iron Man 70.3 Bintan, Fetival Bahari Kepri, dan Bintan Triathlon.
“Tahun ini, event pariwisata di Kepulauan Riau diprediksi semakin ramai dan berwarna. Semua kabupaten/ kota bakal berlomba-lomba mempersiapkan atraksi terbaiknya untuk menarik wisatawan,” ungkapnya.
Berkaitan dengan VITO Annual Meeting 2019, Menpar Arief Yahya menyampaikan 2 program utama yang krusial yaitu Hot Deals dan Tourism Hub. Dalam hal ini, Kepri atau khususnya Batam dan Bintan, adalah destinasi andalan bagi 2 program tersebut.
“Singapura sebagai originasi, harus dimanfaatkan sebagai tourism hub. Hal ini menjadi upaya yang efektif dalam mendatangkan wisman lebih banyak ke Indonesia,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Arief Yahya juga meminta teman-teman GenPI Kepri agar lebih baik lagi dalam mempromosikan program hot deals dan harus dimanfaatkan sebagai tourism hub. Upaya ini harus dilakukan karena cukup efektif untuk mendatangkan wisman lebih banyak ke Indonesia.
“Program Hot Deals masih dapat digali potensinya. Khususnya terkait dengan wisman millenial tourists yang masih bisa didorong untuk lebih banyak datang ke Indonesia, terutama melalui Kepri sebagai daerah crossborder,” tandasnya. (*)