Baca tanpa iklan
Tinjau Kapal Pencuri Ikan Jelang Penenggelaman, Menteri Susi: Kapal yang Dilelang Adalah Ulah Oknum
TRIBUNNEWS.COM - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mendatangi Stasiun PSDKP Pontianak untuk meninjau kapal-kapal pencuri ikan yang akan ditenggelamkan pada Sabtu (4/5/2019)mendatang.
Sebagian kapal-kapan yang akan ditenggelamkan berada di Pontianak, dan sebagian lagi di Batam.
Susi Pudjiastuti melakukan peninjuan di Pontianak dan juga di Batam Selasa kemarin (30/4/2019).
Melalui video yang diunggah akun YouTube Kementerian Kelautan dan Perikanan, Menteri Susi mengungkapkan bahwa sebagian besar kapal-kapal asing itu berasal dari Vietnam.
Baca: Jengah dengan Pelelangan Kapal Pencuri Ikan, Susi Pudjiastuti Ingin Kapal-kapal itu Ditenggelamkan
Sebanyak 16 dari 21 kapal yang ada di Stasiun PSDKP Pontianak, berukuran di atas 150 GT.
Ukuran tersebut jelas bukanlah ukuran kapal kecil.
Susi Pudjiastuti mengungkapkan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan tetap bekerja sesuai dengan kebijakan presiden untuk menjaga kedaulatan laut NKRI.
Kementerian Kelautan dan Perikanan menerapkan hukuman tegas pada kapal asing terbukti melakukan illegal fishing atau pencurian ikan di perairan Indonesia, yaitu pemusnahan.
Baca: Pemusnahan Kapal Nyaris Terhalang, Menteri Susi: Kapal Pencuri Ikan Harus Dimusnahkan Bukan Dilelang
Mengenai kabar kapal pencuri ikan akan dilelang, menteri Susi berkata hal tersebut merupakan permainan oknum.
"Kalau ada yang bilang kapal dilelang, itu oknum saja yang menginginkan kapal dilelang dan ada oknum yang melaksakan kapal dilelang," ucapnya saat meninjau kapal asing di Stasiun PSDKP Pontianak (30/4/2019).
"Tapi secara pemerintah, pak Presiden sudah jelas dan tetap tegas pada satu kebijakan yaitu kapal ikan yang mencuri di Indonesia, pasti kalau ditangkap, penetapannya adalah ditenggelamkan."
Baca: Susi Pudjiastuti Bakal Lakukan Safari Tenggelamkan 51 Kapal Ikan Asing Mulai 4 Mei 2019
Menteri Susi juga mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi.
"Jangan terpengaruh pada provokasi-provokasi yang mengatakan bahwa kita lemah, kita tak berdaya."