Kementerian Pariwisata menggelar Sales Mission Rediscover Bali 2019 di Australia. Tidak tanggung-tanggung kegiatan ini digelar di dua kota besar Negeri Kanguru, yakni Adelaide, dan Brisbane. Sales mission dilakukan 23 dan 30 Juli 2019. Sales Mission dilaksanakan Kementerian Pariwisata bekerjasama dengan Bali Hotel Asscociation (BHA). Sebagai lokasi, dipilih Mayfair Hotel Adelaide dan Calile Hotel Brisbane.
Asisten Deputi Pemasaran I Regional IV, Eddy Wardoyo mengatakan, Sales Mission kali ini mempromosikan Bali di pasar Adelaide, South Australia dan Brisbane, Quessland dengan menggunakan wholesalers sebagai partner. Tujuannya untuk bekerjasama dengan Flight Center, Global Product, Bali Tours dan Helloworld.
"Kita tidak hanya ingin mempromosikan, tetapi mempertahankan dan meningkatkan citra Bali di pasar Australia khususnya Adelaide dan Brisbane. Bahwa Bali destinasi wisata yang aman, nyaman dan menarik untuk dikunjungi," tuturnya, Sabtu (20/7).
Eddy menambahkan, dengan Sales Mission Rediscover Bali 2019, mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisman asal Australia. Serta menjalin kerjasama di bidang Pariwisata melalui kontrak bisnis antara sellers Indonesia dan buyers asal Australia.
Sales Mission Rediscover Bali 2019 diikuti 20 sellers asal Indonesia dan 70 buyers di kota Adelaide dan Brisbane. Terdiri dari pelaku bisnis pariwisata, asosiasi profesi, tour operator dan travel agent.
Format Sales Mission kali ini menggunakan Businessman Presentation. Selain itu, ada juga sesi networking dinner dan pemberian door prize untuk para buyers.
Menurut Deputi Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani. Bali menjadi destinasi yang mudah dijangkau. Sehingga menjadi tujuan utama perjalanan secara berkali-kali ( repeaters). Bahkan Bali dianggap rumah kedua bagi warga Australia.
"Melalui Sales Mission Rediscover Bali 2019, dapat memberi deskripsi aktual tentang situasi dan kondisi Bali. Setidaknya berfungsi meningkatkan pemahaman, khususnya wisman Australia tentang Bali. Bahwa Bali sebagai destinasi pariwisata, yang selalu siap menyambut mereka untuk terus datang kapan pun.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, Indonesia menjadi urutan kedua pilihan outbound asal Australia di tahun 2018. Data itu Berdasarkan source Desember 2018 short-term movement resident returning- Selected Destination. Untuk kunjungan holiday sebesar 82,2%, Visiting freinds/ relatives 7,6%, Business 3,5% dan other reasons for journey 6,7%. Sehingga kegiatan pemasaran harus gencar dilaksanakan, untuk menggaet antensi pasar.
"Kemampuan spending wisatawan Australia cukup besar. Kedatangan mereka tentunya menguntungkan perekonomian. Bukan hanya pihak hotel saja yang untung, sektor kuliner, sektor transportasi, bahkan UMKM yang menjual souvenir akan kebagian manfaatnya. Untuk itu kami terus berusaha melebarkan sayap ke negara-negara Australia lainnya," ujar Menpar.(*)