Malang Flower Carnival mengangkat tema Padma Nusa. Tujuannya untuk mengeksplorasi keindahan bunga Teratai Indonesia. Event ini juga upaya mem-branding Kota Malang sebagai Kota Bunga. MFC merupakan satu dari delapan event yang masuk ke dalam 100 Calender of Event (CoE) Wonderful Indonesia yang digelar sepanjang tahun 2019.
Deputi Bidang Pemasaran I Kemenpar, Rizki Handayani, tidak meragukan keistimewaan MFC. Termasuk dalam hal mendatangkan wisatawan. Terbukti selalu ada wisatawan asing yang ingin turut berpartisipasi dalam MFC.
Tahun ini, ada perwakilan dari 5 negara yang akan menjadi kontestan MFC 2019. Negara itu adalah Jerman, Belanda, Hungaria, Mesir, dan Mali.
"Peserta asing ini akan mengenakan kostum bertemakan Bunga Nusantara. Kostum dengan warna warni kuat plus tata riasnya disediakan oleh penyelenggara," kata Rizki, Kamis (1/8).
Rizki menambahkan, geliat ekonomi akan terlihat di Kota Malang saat event berlangsung. Seperti rata-rata okupansi hotel yang minimal 60%. Bahkan, ada yang memiliki tingkat okupansi 98%.
"Hal ini pun jadi sinyal positif, yaitu adanya pergerakan arus masuk wisatawan dari luar Malang secara massal. Muara dari aktivitas pariwisata adalah pertumbuhan ekonomi. Selain atraksinya, aspek aksesibilitas dan amenitas di Malang adalah yang terbaik. Kami senang mendengar perekonomian Malang bergerak karena event ini,” terang Rizki.
Sementara Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event (CoE) Esthy Reko Astuty, menilai Malang Flower Carnival selalu menghebohkan.
“MFC merupakan satu di antara delapan event yang masuk dalam CoE 2019 mewakili Jawa Timur. Setiap tahunnya selalu tampil menghebohkan,” kata Esthy.
Esthy mengatakan, penyelenggaraan event bagian penting dalam unsur 3A (Atraksi, Amenitas, dan Aksebilitas). Tujuannya memajukan pariwisata yang akan memberikan dampak ekonomi langsung kepada masyarakat. Selain itu, diharapkan okupansi hotel dan jumlah turis akan terus naik.
“Berdasarkan laporan panitia, penyelenggaraan MFC 2018 diikuti 296 peserta dan mendatangkan lebih 7.000 pengunjung. Sehingga, membawa dampak langsung pada ekonomi kota Malang. Diprediksikan akan ada 300 hingga 350 peserta dan 10.000 penonton yang akan meramaikan acara tahun ini,” ungkap Esthy.
MFC memiliki reputasi besar. Mereka telah 32 kali mewakili Indonesia di event besar internasional. MFC pernah meraih juara Best Perform dan Best Costum di Moskow, Russia, Oktober 2014. Status juara untuk Best Tradisional Costume Hilo Green Ambassador 2014 juga diraih MFC. Lalu pada 2016, Best National Costume diraih dari Miss Queen Tourism Ambassador International di Kuala Lumpur, Malaysia.
“MFC ini luar biasa. Menegaskan Malang sebagai Kota Bunga. Standardnya dunia. Sebab, semua aspek di Malang adalah yang terbaik. Lalu, mereka juga benar-benar menginspirasi. Apalagi, MFC ini didesain sangat ramah lingkungan,” terang Esthy.
Sementara, Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Malang, Ida Ayu Made Wahyuni mengatakan, peserta MFC 2019 diprediksi akan meningkat. Khususnya peserta dari Kota Malang dan kota-kota lain di Jawa Timur. Seperti, Surabaya, Banyuwangi, Jember, Blitar, Pasuruan, Surabaya, Probolinggo, Bondowoso, Kediri, Nganjuk, dan Batu.
Peserta MFC 2019 dibagi menjadi kategori anak dan dewasa. Peserta karnaval akan mengenakan busana berukuran besar dan berlenggang di sepanjang Jalan Ijen dengan panjang 800 meter persegi. Kondisi jalannya lurus dan rindang. Cocok digunakan untuk catwalk.