Euforia peringatan HUT ke-74 RI begitu terasa hebat di crossborder Kalimantan. Sebab, atmosfer 17 Agustus tidak hanya dirasakan di Indonesia.
Tetapi juga di Kuching, Malaysia. Lebih keren lagi upacara detik-detik proklamasi melibatkan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sebagai petugas upacara.
Salah satunya adalah Nurzen yang didampuk sebagai Komandan Upacara. Pria yang telah bekerja di Kuching pada sektor konstruksi sejak tahun 1991 tersebut mengaku merasa bangga dan terhormat dipercaya oleh KJRI Khucing Perjuangannya melalui pelatihan intensif selama 1 bulan lebih terbayar tuntas.
Pasukan Paskibraka pada Upacara juga melibatkan 2 anak PMI yang tinggal di Sarawak yaitu Elsin Riau dan Frans Selain itu, KJRI Kuching juga turut mengajak anak-anak PMI yang bersekolah pada Community Learning Centre (CLC) Ladang Ladong untuk tampil. Mereka membawakan lagu-lagu perjuangan dengan angklung untuk memeriahkan suasana. Seluruh siswa CLC tampak antusias mengikuti upacara bendera untuk pertama kalinya tersebut.
Konjen RI Kuching, Yonny Tri Prayitno yang juga bertindak sebagai Inspektur Upacara menyampaikan bahwa sebagai salah satu Perwakilan Citizen Service, KJRI Kuching terus merangkul para WNI, khususnya PMI. Seluruhnya diajak untuk dapat berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan di KJRI Kuching.
"Diharapkan dengan adanya pelibatan tersebut dapat menjadi sebuah kebanggaan bagi mereka serta dapat memupuk rasa nasionalisme meskipun sedang berada di negeri orang," kata Yonny.
Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi apa yang dilakukan KJRI Kuching. Menurutnya upaya ini sejalan dengan tema Hut RI ke 74, yaitu “SDM Unggul Indonesia Maju”. Tema ini merupakan tema nasional yang ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo.
Karena SDM yang unggul secara kualitas menjadi kunci sukses berhasilnya pembangunan yang saat ini dicanangkan. Upaya ini tidak akan berjalan tanpa sinergi yang kuat untuk melahirkan banyak SDM unggul demi membangun negara. Indonesia butuh SDM yang bisa bekerja keras dan berdedikasi tinggi yang kelak akan membawa kemajuan bangsa.
“Dengan semangat Proklamasi 17 Agustus 1945 dan kegotongroyongan, kita harus bekerja keras untuk memajukan SDM di segala bidang. Itu pun kita lakukan di sektor pariwisata, agar dapat berkompetisi di era persaingan global,” katanya.
Menpar menambahkan ada lima poin Visi pembangunan Presiden Jokowi. Dimulai dari Pembangunan Infrastruktur, Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM), Investasi, Reformasi Birokrasi dan Efektivitas serta Efisiensi Alokasi dan Penggunaan APBN.
"Semua itu menjadi pedoman seluruh anak bangsa dalam membangun dan mengembangkan negara,” kata Menpar.
Selepas upacara bendera, KJRI Kuching melaksanakan pesta rakyat. Kegiatan ini dihadiri oleh ratusan WNI yang tinggal di sekitar wilayah Kuching. Serta, rombongan touring Expander Pontianak dan Vespa Lover Pontianak. Mereka sengaja berkunjung ke Kuching untuk merayakan hari Kemerdekaan RI di KJRI Kuching.
Pesta rakyat yang diinisiasi oleh Konsul Fungsi Pensosbud, diisi dengan berbagai perlombaan khas kemerdekaan RI. Dari mulai lomba makan kerupuk, balap karung, tarik tambang, bakiak dan panjat pinang.
Selain pesta rakyat tersebut, KJRI Kuching bekerja sama dengan masyarakat Indonesia di Kuching juga membantu biaya pengobatan serta pemulangan seorang anak Indonesia, Khusnul Fatima. Ia mengidap penyakit Hydrocephalus ke Sulawesi Selatan. Pemulangan langsung di dampingi Konjen RI Khucing bersama kepala Kanselerai.(*)