Festival Pacu Jalur tidak masuk dalam Calendar of Events (CoE) Kemenpar 2019. Kehadiran Menteri Pariwisata akan dimanfaatkan untuk mengembalikkan event ini ke CoE. Namun, ada beberapa persyaratan yang wajib dipenuhi.
Festival Pacu Jalur 2019 digelar 21-25 Agustus 2019. Lokasinya di Tepian Narosa Teluk Kuantan, Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Selain menarik wisatawan nusantara, event ini juga menarik wisatawan dari sejumlah negara. Seperti Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia.
“Festival Pacu Jalur sebelumnya juga jadi member CoE. Mereka memenuhi 2 persyaratan awal, yaitu Creative Value dan Consistency. Namun, mohon maaf. Itu saja tidaklah cukup. Harus didukung aspek lain,” ungkap Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya saat meninjau venue Festival Pacu Jalur, Selasa (20/8).
Sebagai gambaran, Festival Pacu Jalur sebelumnya menjadi member CoE Kemenpar pada 2018. Memiliki beragam agenda budaya menarik, festival selalu menarik kunjungan wisnus. Buktinya, hotel/penginapan selalu penuh. Tingginya okupansi hotel/penginapan hingga 100% juga terjadi pada event 2019. Untuk konsistensi, Festival Pacu Jalur reguler digelar sejak 116 tahun silam.
“Festival Pacu Jalu 2019 harus memenuhi aspek Comercial Value. Artinya, harus ada arus wisman yang bagus. Sebab, kehadiran wisman sangat bagus bagi perekonomian. Mereka memiliki spending tinggi. Commercial Value juga melihat Media Value dan Mutiplier Effect. Untuk aspek lainnya juga tidak ada masalah. Kami pasti akan bantu,” terang Arief yang juga Menpar Terbaik di ASEAN tersebut.
Untuk menaikan Commercial Value, Menpar membagikan tips-nya. Branding Festival Pacu Jalur harus dilakukan masif dan kontinyu. Alokasi anggaran untuk event dan branding memiliki porsi 50:50. Dari slot tersebut, pre event harus dimaksimalkan hingga 70%. Sisanya 20% untuk on event, lalu post event diberi alokasi sekitar 10%. Sebab, fungsi post event hanya untuk maintenance saja.
“Kami berharap bisa masuk CoE lagi tahun depan. Untuk itu, Festival Pacu Jalur 2019 ini menampilkan komposisi yang terbaik. Skenario menaikan Comercial Value sudah dilakukan tahun ini. Buktinya ada wisatawan dari 3 negara yang bergabung di sini. Jadi tahun 2020 jumlah event anggota CoE dari Riau akan bertambah banyak,” jelas Wakil Bupati Kuansing H Halim.
Ketua Tim Pelaksana CoE Kemenpar Esthy Reko Astuty mengatakan, setiap event tetap memiliki peluang sama masuk CoE.
“Pada dasarnya setiap event memiliki peluang sama masuk CoE tahun depan. Tinggal bagaimana event ini mensikapi berbagai kriteria yang ditetapkan. Dengan potensi yang dimilikinya, Festival Pacu Jalur ini bisa masuk kembali di CoE 2020. Untuk itu, kami akan lihat bagaimana perkembangan kriteria-krietria tersebut. Semoga semuanya positif,” kata Esthy.
Selain event dengan beragam valuenye, Festival Pacu Jalur didukung aksesibilitas menjanjikan. Sebab, Kuansing terkoneksi juga dengan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II. Hanya, durasi tempuh sekitar 4 jam perjalanan darat. Durasi waktu itu menempuh rentang jarak 166,9 Km. Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani menegaskan, potensi event tetaplah besar.
“Potensi Festival Pacu Jalur kembali menjadi anggota CoE tahun depan sangatlah besar. Kami yakin mereka bisa memenuhi aspek yang diminta, khususnya Commercial Value. Sebab, komitmen dari para stakeholder pariwisata di sana sangat luar biasa,” tutup Rizki didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional I Kemenpar Dessy Ruhati.(*)