TRIBUNNEWS.COM, BALTIMORE - Kehadiran Kementerian Pertanian (Kementan) dalam Natural Products Expo East (NPEE 2019) yang digelar selama empat hari di Baltimore, Amerika Serikat, 11-14 September 2019, mencatatkan kesuksesan dalam memperkenalkan produk unggulan Indonesia.
"Masyarakat Amerika Serikat antusias menerima produk kita. Bahkan dalam 3 hari tercatat 4.7 juta dollar AS potensi transaksi yang terjadi. Kami kira pintu ekspor secara resmi sangat terbuka lebar," kata Banun Harpini, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional, Sabtu (14/9).
Banun mengatakan natural product Indonesia ternyata punya daya saing dan peluang pasar yang besar di AS.
Dihari terakhir Expo pada tgl 14 September 2019 di Baltimore dilaporkan total potensi transaksi bisnis sebesar 4.7 juta dolar AS untuk berbagai produk, yaitu sarang burung walet sebesar 3.2 juta dolar AS, rempah sebesar 500 ribu dolar AS dan sisanya transaksi untuk produk organik.
Selanjutnya Banun menegaskan bahwa Expo ini juga menandai sejarah baru sarang burung walet secara langsung masuk secara komersial ke pasar Amerika Serikat.
"Upaya ini juga sangat baik dalam memanfaatkan situasi perang dagang AS - Tiongkok yang sedang terjadi saat ini," demikian imbuhnya.
Baca: Selama 5 Tahun Terakhir, Kementan Terus Lakukan Modernisasi Pertanian
Perang dagang dua negara besar tersebut secara riil Indonesia mulai dapat mengambil manfaat, mengingat keduanya memiliki pasar potensial bagi produk pertanian Indonesia.
"Acara ini diikuti oleh lebih dari 1700 perusahaan dari 119 negara. Kemudian dihadiri juga oleh 27.000 pengunjung, termasuk eksportir dan importir dari seluruh dunia," ujarnya.
Banun mengatakan, promosi ini juga sekaligus ajang pembuktian bahwa komoditas pertanian dan produk pangan Indonesia terus meningkat.
Adapun produk yang ditampilkan dalam Expo ini diantaranya produk sarang burung walet, gula kelapa organik, tepung kelapa organik, keripik ubi jalar organik, kopi robusta, madu organik, beras hitam organik dan beras merah organik.
Selain itu, komoditas rempah seperti kayu manis, pala, lada hitam, lada putih, cengkeh dan vanili baik dalam bentuk olahan maupun natural.
Banun menjelaskan, dalam pameran ini pemerintah juga mengikut sertakan 9 perusahaan yang mewakili Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia dan Kadinda Propinsi Maluku.
Dua diantaranya merupakan perusahaan sarang burung walet dan PT. Agri Spice Indonesia, PT Harpin Agro Internasional serta PT The Bencoolen Coffee dan PT Mega Organik Indonesia. (*)