TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan menetapkan pemenang Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2019 di Hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (11/10).
Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk komitmen Kemenhub untuk menekan angka kecelakaan di jalan raya. Berdasarkan data kecelakaan 2018 yang dirilis oleh Polri, jumlah kecelakaan berdasarkan pendidikan, pelajar dan mahasiswa menempati posisi tertinggi dengan jumlah 41.879 peristiwa.
Selain itu, usia 15 sampai 20 tahun juga menyumbang angka jumlah kecelakaan yang cukup banyak, yaitu 23.276 peristiwa.
Baca: Ingat! Mintalah SRUT Saat Anda Membeli Kendaraan Bermotor
Tingginya angka tersebut, melalui Kegiatan Pemilihan Pelajar Pelopor, Kemenhub menggandeng para pelajar di Indonesia, untuk sama-sama meningkatkan kesadaran berlalu lintas dan menekan angka kecelakaan tersebut. Dalam pemilihan Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2019 ini, Kemenhub mengangkat tema Leadership for Road Safety.
“Latar belakang pengambilan tema ini adalah sejalan dengan tema keselamatan berlalu lintas yang sedang digagas oleh seluruh dunia, termasuk juga Indonesia,” ujar Dirjen Perhubungan Darat, Budi Setiyadi dalam sambutannya.
Dalam proses pemilihan pemenang Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2019, siswa siswi pelajar harus mengikuti berbagai tahapan seleksi dari tingkat provinsi hingga tingkat nasional. Selain itu, pada tahun ini, sebanyak 25 provinsi dan 73 peserta yang mengikuti kompetisi tersebut.
“Pada seleksi di tingkat provinsi, akan keluar 3 pemenang yang nantinya dikirim ke Jakarta (seleksi nasional),” ujar Kasubdit Manajemen Keselamatan, Avi Mukti Amin saat ditemui oleh Tribunnews.com di Jakarta, Senin (23/9/2019) lalu.
Baca: Akreditasi UPUBKB untuk Wujudkan Angkutan Umum dan Niaga yang Berkeselamatan
Namun, untuk masuk hingga tahap nasional tidak mudah. Pelajar harus mampu menunjukan kemampuan dan inovasi yang dimilikinya di hadapan dewan penguji. Untuk dewan penguji, Kemenhub bekerja sama dengan berbagai pihak guna menyaring dan mendapatkan Pelajar Pelopor Keselamatan yang berkualitas.
“Penilai tak hanya dari Kemenhub, namun ada juga yang dari Korlantas, akademisi, pengamat transportasi dan teman-teman dari Kemendikbud,” tambah Avi.
Tak hanya itu, dalam penentuan pemenang, Kemenhub memberikan berbagai kriteria penilaian, seperti etika, pembelajaran, wawasan, kepemimpinan, inovasi, dan public speaking. Jika seluruh kriteria tersebut dimiliki, maka pelajar berhak mengikuti proses selanjutnya di tingkat nasional.
“Itu ide inovasi mereka yang terbaru kita pilih. Kita bawa dari provinsi agar bertanding di tingkat nasional,” ujar penguji asal Kalimantan Barat, Antonius Haryo di hotel Aryaduta, Jakarta, Jumat (11/10).
Baca: Ini Caranya! Bayar Parkir Gratis Melalui Transaksi Digital
Dari segi penilaian, pihak penguji benar-benar melakukan seleksi secara profesional. Antonius mengatakan, dalam proses seleksi di tingkat nasional, ada beberapa peserta yang inovasinya seperti menjiplak karya tahun lalu. Namun, Antonius tak menampik, banyak para peserta dari setiap daerah yang memiliki potensi cukup baik. Meskipun dihadapkan akan dua hal tersebut, penguji tetap harus melakukan seleksi agar dapat lanjut ke tahap selanjutnya dan menentukan pemenang Palajar Pelopor 2019.
“Kita juga harus jeli melihat dari karya peserta. Kita ingin menghadirkan inovasi yang terbaru bukan dari karya sebelumnya. Jadi yang tahun ini harus original dan belum pernah ada,” tambah Antonius.
Pengalaman dari para pemenang Pelajar Pelopor 2019
Ketika sudah memasuki seleksi tingkat nasional para peserta harus mengikut pelatihan dan penilaian yang standarisasinya telah ditetapkan oleh Kemenhub. Dalam proses tersebut, para peserta dengan penuh semangat untuk menunjukan kemampuan yang dimiliki dihadapan dewan penguji. Selain menunjukkan kemampuan yang dimiliki, peserta dituntut untuk menunjukan keunggulan dari inovasi yang telah dibuatnya.
Setelah proses tersebut terlewati, kemudian ditetapkan tiga pemenang Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2019, yaitu;
Juara I
Nama : Muhammad Faturrahman Marsuki
Sekolah : SMAN1 Tarakan Kalimantan Utara
Karya : CC-DESTRA (Control CO and Distance Detector for Traffic Accidents and Healthy)
Juara II
Nama : Saffana Rizqi Qianthara
Sekolah : SMAN 1 Pontianak, Kalimantan Barat
Karya : WEMOS (Website Monitoring Sepeda Motor)
Juara III
Nama : Aminudin Zakaria
Sekolah : MAN 1 Jombang, Jawa Timur
Karya : Rencang Bangun Sein Otomatis Berdasarkan Derajat Kebebas Kendaraan dan GNSS Simulator.
Ketika dinobatkan menjadi Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2019, Faturrahman, mengatakan meraih prestasi tersebut tidak mudah. Ia harus meluangkan waktu lebih untuk mendapatkan prestasi tersebut.
“Satu bulan full setiap hari pulang malam dari sekolah dan terus dibimbing oleh guru,” ujar Faturrahman di Jakarta, Jumat (11/11).
Dalam proses mendapatkan ide inovasi, Faturrahman terinspirasi dengan permasalahan yang sering terjadi di masyarakat, antara lain kendaraan roda dua atau motor yang sering berbelok tidak sesuai dengan lampu penanda yang dinyalakan.
“Ide awalnya dari pengalaman sendiri, awalnya karena naik motor saat ngantuk, jadi tiba-tiba nabrak depan, saat itu ada emak-emak tiga orang dan tiga-tiganya lupa nyalain lampu sein saat berbelok,” tambah Fatturahman.
Bukan hanya menjelaskan mengenai ide yang didapat, pelajar asal SMAN 1 Tarakan tersebut juga menjelaskan mengenai keunggulan dari karya yang dibuatnya. Karya yang disebut CC-DESTRA (Control CO and Distance Detector for Traffic Accidents and Healthy) merupakan inovasi dapat berfungsi sebagai penjaga jarak, sekaligus pendeteksi asap knalpot dan lampu sein otomatis.
“Inovasi saya multifungsi, pertama sebagai pendeteksi jarak, ini yang utama, yang kedua sebagai pendeteksi gas karbon dioksida dan ketiga itu lampu sein otomatis, jadi alat kecil (ukuran 9x9cm) itu sudah komplit,” ucap Faturrahman.
Dampak dan program jangka panjang
Berlangsung sejak 2007, berdasarkan pantau monitoring Kemenhub, Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ternyata memberikan dampak positif. Hal tersebut terlihat ketika, saat ini, sudah banyak sekolah yang memberikan kesadaran akan keselamatan dalam berkendara.
“Kalo dari segi stimulan, banyak sekali hasil monitoring kita, sudah banyak sekolah yang memberikan kesadaran akan keselamatan dalam berkendara. Jadi, saat ini bukan hanya teori saja yang diucapkan, namun prakteknya juga berjalan,” tambah Kasubdit Manajemen Keselamatan, Avi Mukti Amin.
Baca: Untuk Kendaraan Listrik, Kemenhub Beri Perhatian Lebih di Dua Aspek Ini
Dalam program jangka panjang, Avi membeberkan, para pemenang Pelajar Pelopor Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 2019 nantinya akan diberikan waktu 1 tahun untuk melakukan penelitian. Dalam kurun waktu tersebut, Pelajar Pelopor akan melakukan berbagai aktivitas seperti sosialisasi dengan sasaran, yaitu para pelajar.
“Setelah 1 tahun, mereka (Pelajar Pelopor) akan dilombakan kembali dan harus melaporkan temuan mereka,” kata Avi.
Hal serupa juga disampaikan oleh Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan Kemenhub akan mengambil 3 sampai 5 juara memiliki potensi untuk dikembangkan lebih dalam.
“Saya akan tugaskan mengambil 3 sampai 5 juara ini dan juaranya ini akan kita perdalam, kita dampingi dengan mentor-mentor supaya idenya lebih dalam, serta bisa diaplikasi. Jadi 5 besar akan kita undang lagi untuk memperdalam karya inovasi yang mereka buat,” ujar Menhub Budi Karya.
Selain hal tersebut, Menhub berharap agar para pemenang melanjutkan ke sekolah-sekolah kedinasan yang dimiliki Kementerian Perhubungan.
“Saya malah ingin menawarkan mereka yang ingin ke sekolah-sekolah kita, kita berikan prioritas. Sebab, kalau anak-anak kita yang punya untuk masyarakat, ini anak-anak yang baik,” pungkas Menhub Budi Karya.