TRIBUNNEWS.COM - Disparitas (kesenjangan) untuk para petani di Indonesia terus diperhatikan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kementerian PUPR) melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA).
Satu per satu jaringan irigasi di berbagai daerah dibangun dan dibenahi agar pasokan air untuk sawah para petani bisa terpenuhi. Pada periode 2014-2019, Ditjen SDA membangun jaringan irigasi baru seluas 1 juta hektar, serta merehabilitasi 3 juta hektar jaringan irigasi.
Program yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia tersebut terus digenjot progres pekerjaannya agar produksi tani bisa terus meningkat, dan diharapkan bisa mendukung ketahanan pangan di Indonesia. Satu diantaranya ada di Serang, Provinsi Banten.
Baca: Bendung Tiley Harapan Baru Masyarakat Morotai yang Mendunia
Provinsi ini punya potensi yang baik untuk pengembangan irigasi, namun masih minim pasokan airnya. Untuk itu, Ditjen SDA melalui BBWS Cidanau Ciujung Cidurian melakukan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Pamarayan Barat sepanjang kurang lebih 120 kilometer yang terdiri dari satu saluran induk, dan 22 saluran sekunder.
Saluran irigasi tersebut membentang sepanjang Kabupaten Serang – Kota Serang – Kota Cilegon.
PPK Irigasi dan Rawa II SNVT PJPA BBWS Cidanau Ciujung Cidurian, Mohammad Irhan mengatakan bahwa tujuan dari pekerjaan rehabilitasi tersebut adalah untuk mengatasi sedimentasi yang sudah sangat banyak di saluran, juga banyaknya tanggul saluran yang jebol sehingga mengakibatkan air terbuang dengan percuma.
Baca: Bangun Layanan Zona Air Minum Prima, Peran Aktif Pemda Diperlukan
Tingginya sedimentasi pada Saluran Induk Pamarayan Barat menyebabkan debit air yang dialirkan dari Bendung Pamarayan tidak maksimal, yang harusnya bisa menampung debit air 20 m3/detik, tapi yang bisa dialirkan hanya 12 m3/detik, karena apabila lebih dari debit tersebut, airnya melimpas ke luar saluran dan terbuang begitu saja tanpa bisa dirasakan para petani.
“Awalnya kami harus melakukan sosialisasi dulu kepada masyarakat, apalagi dulunya di sepanjang bantaran saluran induk ini masih banyak bangunan liar yang berdiri, dan masih banyak yang menggunakannya sebagai tempat MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Setelah kami tertibkan, baru saluran tersebut direhabilitasi mulai dari titik awal yaitu Bendung Pamarayan hingga ke Cilegon. Dan sampai sekarang kami tetap melakukan edukasi ke masyarakat di sepanjang saluran untuk ikut sama-sama menyukseskan pekerjaan ini karena mereka juga yang akan merasakan hasil dari pekerjaannya,” tambah Mohammad Irhan.
Baca: HATHI Gelar Seminar ke 36 Dukung Penanganan Sumber Daya Air di Timor
Pekerjaan rehabilitasi jaringan irigasi Pamarayan Barat yang sudah dimulai sejak tahun 2017 tersebut, ditargetkan selesai pada Mei 2020, dan sampai saat ini progres fisik pekerjaannya masih on track.
Diharapkan saluran ini nantinya bisa meningkatkan intake air hingga 250% dari kondisi sebelumnya sehingga mampu meningkatkan produksi tani yang tentunya akan meningkatkan taraf hidup para petani di Kabupaten Serang, Kota Serang, dan Kota Cilegon. (*)