1. Penunjukan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) rujukan akan dipisahkan dengan fasyankes Covid-19;
2. Penunjukkan fasilitas kesehatan (faskes) lain untuk layanan laboratorium bagi diagnosis TBC, yang dilakukan dengan penyesuaian;
3. Menggunakan teknologi digital untuk memantau pengawasan minum obat pasien TBC dan mengajak, serta melibatkan komunitas setempat untuk pendampingan pasien;
4. Kemenkes mengimbau agar pengobatan TBC tetap berjalan, tanpa pasien harus terlalu sering mengunjungi fasyankes.
Arahan Presiden Jokowi
Beberapa waktu lalu, Presiden Joko Widodo memberikan arahan untuk pelacakan secara agresif untuk menemukan penderita TBC, sehingga dapat menumpang proses pencarian untuk penderita Covid-19.
Pelacakan dilakukan dengan melakukan contact tracing, yaitu dengan investigasi kontak dan melacak kontak erat dan dilakukan skrining gejala.
Presiden mengatakan, layanan diagnostik maupun pengobatan TBC di saat pandemi harus tetap berlangsung dan pasien harus diobati sampai sembuh, sehingga persediaan obat-obatanpun harus tetap tersedia.
Arahan lainnya, adalah upaya pencegahan, preventif, dan promotif untuk mengatasi TBC harus dilakukan lintas sektor, termasuk dari sisi infrastruktur yang memadai.
Sementara itu, Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes, menjelaskan, TBC bisa menyerang siapa saja, tanpa mengenal status sosial.
“TBC bisa menyerang siapa saja, tak mengenal status sosial dan usia, dan dapat menyebar dengan sangat mudah melalui droplet. Namun TBC bisa disembuhkan, asal dengan pengobatan yang tuntas,” demikian sebut Kemenkes.
TBC dapat dicegah dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan selalu mengkonsumsi makanan bergizi seimbang, memperhatikan ventilasi dan sirkulasi udara di rumah, olah raga teratur, pemberian vaksin BCG bagi anak di bawah usia 5 tahun, tidak merokok, menerapkan etika batuk-bersin yang tepat, dan mencuci tangan pakai sabun pada air yang mengalir, serta memakai masker jika memang sedang batuk atau flu.
Segera periksakan gejala TBC sedini mungkin, obati sampai sembuh dan tuntas, jangan biarkan bakteri TBC berkembang semakin parah dalam diri. Pemerintah sendiri telah menyediakan obat gratis dan berkualitas kepada seluruh pasien TBC, di seluruh Puskesmas di Indonesia.
Temukan TBC, Obati Sampai Sembuh (TOSS TBC), demikian tagline kesehatan ini, yang bisa dimulai dari diri sendiri.
Pencegahan bisa dimulai dari diri sendiri, artinya setiap individu, kelompok, lintas sektor dapat berkontribusi secara aktif dalam pencegahan dan penanggulangan TBC, sehingga Pencanangan Gerakan Maju Bersama Menuju Eliminasi Tuberkulosis (TBC) 2030 tak hanya sekadar Jargon.(*)