TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah memberikan perhatian terhadap kesetaraan talenta digital perempuan. Lewat Program Digital Talent Scholarship, Kementerian Komunikasi dan Informatika berupaya meminimalkan kesenjangan digital dan disparitas gender di sektor teknologi informasi dan komunikasi.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo Mira Tayyiba menyatakan Program Digital Talent Scholarship bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan keterampilan talenta muda, termasuk perempuan Indonesia.
“Berdasarkan data dari Kominfo, antara pria dan wanita di Indonesia saat ini memiliki kesenjangan sebesar 1% dalam kepemilikan ponsel. Sedangkan pada kasus kapabilitas penggunaan internet, memiliki gap 5%. Menurut saya, masalah kesenjangan gender dalam penggunaan TIK selama pandemi menjadi lebih kontekstual," tuturnya dalam sesi Diskusi International Telecommunications Union (ITU) Network of Women for World Telecommunication Development Conference (WTDC-21), dari Kantor Kementerian Kominfo, Jakarta, Selasa (09/03/2021).
Mengungkap kondisi pemanfaaran TIK di Indonesia selama pandemi, Sekjen Kementerian Kominfo mengaku senang melihat pertumbuhan bisnis online yang tergabung dalam platform e-Commerce dan dijalankan sendiri oleh perempuan.
Oleh karena itu, Sekjen Mira menegaskan, Kementerian Kominfo terus berupaya untuk menutup 5% kesenjangan gender digital yang masih terjadi dengan membekali kapasitas perempuan Indonesia dengan keterampilan TIK.
"Karena kita perlu melihat lebih banyak keterlibatan perempuan. Sehingga, kita membuka program beasiswa yang meliputi Fresh Graduate Academy, Vocational School Graduate Academy, dan Profesional Academy," paparnya.
Menurut Sekjen Kementerian Kominfo, beasiswa pelatihan digital itu juga menargetkan ibu rumah tangga, pemilik usaha dan UMKM, khusus untuk mikro dan kecil agar memanfaatkan pasar online untuk membantu pemasaran produknya. “Saat ini terdapat sekitar 80 hingga 90% alumni pada program DTS yang menggunakan keterampilan baru dalam pekerjaannya,” tandasnya.
Bahkan dalam perumusan kebijakan sektor komunikasi dan informatika, Sekjen Mira menyebutkan peran perempuan juga cukup signifikan. “Di Kementerian Komunikasi dan Informatika saja saat ini terdapat delapan pemimpin perempuan setingkat direktur. Jadi, kami menempati sekitar 19% dari total SGDG dalam level direktur,” ungkapnya.
Dalam diskusi itu, Sekjen Mira mengungkap kesepakatan pandangan dengan Direktur Pengembangan Telekomunikasi ITU Doreen Bogdan-Martin mengenai jumlah perempuan yang berpartisipasi dalam WTDC. "Saya ingin mendorong partisipasi perempuan dari negara anggota ITU, anggota sekretariat, anggota asosiasi, dan akademia dalam proses persiapan WTDC 2021," tandasnya.
Sekjen Kementerian Kominfo menegaskan, dengan mempertimbangkan keterlibatan wanita yang memiliki keahlian dan pengalaman dalam masalah digital, maka Kementerian Kominfo juga harus memberikan upaya terbaik guna mempromosikan wanita dalam tujuan kepemimpinan dalam proses persiapan WTDC 2021.
"Saya dengan senang hati membagikan pandangan saya kepada Anda semua. Saya berharap upaya bersama kita dapat berkontribusi pada peningkatan partisipasi perempuan dalam ekonomi digital," harapnya.
Dalam Hari Perempuan Internasional, Diskusi ITU Network of Women for WTDC-21 mengangkat tema Kepemimpinan: Mencapai Masa Depan yang Setara di Dunia Covid-19. Tahun ini, memperhatikan kekuatan pendampingan untuk membawa perubahan positif, ITU meluncurkan Program Women in Cybersecurity Mentorship pada Hari Perempuan Internasional. Inisiatif baru itu mendorong wanita untuk 'terjun dan berkembang' di bidang keamanan siber yang berkembang pesat. Ini bertujuan untuk memberi mereka pengetahuan, serta keberanian, untuk mengambil peluang yang menantang dan menarik.