TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Perhubungan cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut melalui Direktorat Kenavigasian kembali melakukan uji coba/Test Bed tahap II penerapan Electronic Pilotage (E-Pilotage) service di perairan Indonesia.
Uji coba kali ini dilakukan di wilayah perairan Dumai oleh Distrik Navigasi (Disnav) dan stasiun Vessel Traffic Service (VTS) Dumai.
Uji Coba ini dihadiri dan disaksikan langsung oleh Anggota Komisi V DPR RI Dapil Riau II H. Syahrul Aidi Maazat dan Sekretaris Daerah Kota Dumai Dr. M. Hardi Salioso, SE, MA, serta seluruh stakeholder terkait. Uji coba tersebut juga dilaksanakan dengan mengacu pada ketentuan International Maritime Organization (IMO) dimana tetap ada pembagian tanggung jawab antara pandu dan operator VTS.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo dalam sambutannya secara daring menyampaikan bahwa Direktorat Jenderal Perhubungan Laut telah menyusun program Quick Wins untuk implementasi pemanduan secara elektronik (E-Pilotage) dalam rangka optimalisasi pemanfaatan Vessel Traffic Service (VTS) pada Distrik Navigasi.
Adapun uji coba/ Test Bed ini bertujuan untuk mendapatkan masukan serta evaluasi dalam rangka menyiapkan sarana dan prasarana serta regulasi dalam melaksanakan pemanduan secara elektronik berdasarkan berbagai karakteristik traffic dan alur pelayaran serta untuk mengoptimalkan peran dari VTS.
Menurutnya, Uji coba/Test Bed E-Pilotage yang dilaksanakan di beberapa stasiun VTS milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut mengacu pada ketentuan International Maritime Organization (IMO) dimana tetap ada pembagian tanggung jawab antara pandu fisik dan operator VTS.
Beliau juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu hingga terselenggaranya kegiatan Test Bed E-Pilotage ini. Selanjutnya Agus Purnomo secara resmi membuka kegiatan uji coba/Test Bed E-Pilotage di wilayah Perairan Dumai.
Anggota Komisi V DPR RI Dapil Riau II H. Syahrul Aidi Maazat dalam sambutannya menyampaikan dukungannya terkait dengan pelaksanaan uji coba/test bed e-pilotage ini.
Lebih lanjut Syahrul juga berharap meskipun Traffic Separation Scheme (TSS) di Selat Malaka lebih banyak berada di wilayah perairan Malaysia, pemerintah Indonesia tetap dapat meningkatkan perannya dalam meningkatkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Selat Malaka dan Selat Singapura.
Direktur Kenavigasian, Hengki Angkasawan yang menyaksikan langsung uji coba tersebut mengapresiasi operator-operator Vessel Traffic Service (VTS) dan seluruh pihak terkait yang telah membantu terselenggaranya uji coba/Test Bed E-Pilotage tahap kedua pada tahun 2021.
"Saya mengapresiasi semua pihak yang telah membantu kelancaran dan kesuksesan kegiatan ini. Dengan adanya uji coba ini diharapkan dapat mewujudkan Sinergi, Sinkronisasi dan harmonisasi keragaman pelayanan, yang dapat menjadi referensi Penyusunan Pedoman untuk E-Pilotage Service itu sendiri," kata dia, Senin (29/3/2021).
Menurutnya, sinergi seperti ini diperlukan untuk mewujudkan keselamatan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim di Perairan Indonesia karena transportasi laut yang aman dan lancar sangat penting bagi pemulihan kondisi perekonomian bangsa yang saat ini sedang berusaha bangkit di tengah kondisi pandemi Covid - 19.
Pelaksanaan Test Bed E-Pilotage Disnav Kelas I Dumai oleh VTS Dumai hari ini adalah yang ke 6 (enam) setelah sebelumnya VTS Belawan telah melaksanakan dan 4 (empat) VTS pada test bed tahap pertama yaitu VTS Tanjung Priok, VTS Batam, VTS Tarakan dan VTS Benoa.
"Dan seperti yang kita ketahui bahwa pelaksanaan test bed sebelumnya telah berjalan baik," ungkap Hengki.
E-Pilotage Service merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan kenavigasian kepada masyarakat dengan mengikuti perkembangan teknologi saat ini yang kian berkembang pesat, termasuk teknologi keselamatan pelayaran terutama di bidang kenavigasian.
"Pelaksanaan e-pilotage oleh VTS telah diprogramkan untuk dilaksanakan dalam 5 (lima) tahapan yaitu tahapan persiapan terkait sarana dan prasarana serta sumber daya manusia, tahapan uji coba/test bed, tahapan evaluasi test bed, tahapan penyiapan regulasi dan tahapan regulasi, di mana seluruh tahapan dilaksanakan secara berkelanjutan dan membutuhkan dukungan dari seluruh pihak,", ungkap Hengki.
Sebagai informasi, pada tahun 2021 ini, Direktorat Kenavigasian telah memiliki beberapa program yang sedang maupun akan dilaksanakan. terkait di bidang telekomunikasi pelayaran, selain pelaksanaan uji coba/test bed e-pilotage pada beberapa Vessel Traffic Services (VTS) seperti yang kita ikuti bersama saat ini, juga tengah disusun rancangan Peraturan Menteri perhubungan tentang Vessel Traffic Services (VTS), Maritime Safety Information (MSI), serta revisi Peraturan Menteri Perhubungan tentang telekomunikasi pelayaran, untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi telekomunikasi pelayaran dan untuk meningkatkan pelayanan kenavigasian. (*)