TRIBUNNEWS.COM, KLATEN – Para petani di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, yang belum mendapatkan Kartu Tani, diminta tidak khawatir. Sebab, para petani tetap bisa menembus pupuk bersubsidi asalnya namanya terdata di elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (eRDKK).
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan, penebusan pupuk bersubsidi dengan Kartu Tani dilakukan secara bertahap.
"Masa-masa ini bisa kita sebut sebagai masa peralihan dari manual ke Kartu Tani. Buat petani yang belum mendapat Kartu Tani, pupuk bersubsidi tetap bisa ditebus secara manual. Syaratnya adalah harus terdata di eRDKK," katanya, Senin (5/4/2021).
Sementara Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian, Sarwo Edhy, mengatakan mengisi eRDKK menjadi salah satu kriteria bagi petani untuk mendapat pupuk bersubsidi.
"Sesuai Permentan Nomor 49 Tahun 2020, kriteria penerima pupuk bersubsidi adalah petani harus memiliki KTP, memiliki lahan maksimal 2 hektare, tergabung dalam kelompok tani, dan telah menyusun eRDKK," katanya.
Data eRDKK ini yang akan menjadi acuan dalam mendistribusikan pupuk bersubsidi. "eRDKK berisi nama petani dan jumlah pupuk yang akan diterimanya, tentunya dengan jumlah yang telah disesuaikan dengan kuota yang ada," jelasnya.
Di Klaten, belasan ribu petani belum memiliki Kartu Tani. Namun, tetap bisa menebus pupuk bersubsidi secara manual selama tercatat dalam eRDKK. Jumlah petani yang mendapatkan pupuk bersubsidi di Klaten sekitar 87.000 orang.
Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (DPKPP) Klaten, Widiyanti, mengatakan dari jumlah petani itu, sekitar 71.000 petani yang sudah memiliki kartu tani. Sementara 16.543 petani belum memiliki kartu tani.
Widiyanti mengatakan belum lama ini sudah ada pengiriman kartu tani baru untuk 12.500 petani di Klaten. Hanya saja, proses pendistribusian kartu tani menunggu perbankan mitra pemerintah yang mendukung implementasi kartu tani.
“Ada 12.500 kartu tani sudah datang lagi. Posisinya masih ada di pihak BRI. Ini dalam proses register dan pencocokan data, kemudian pendistribusian,” kata Widiyanti.