TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Indonesia menyepakati penyelenggaraan Sidang Majelis (Assembly) ke-32 International Maritime Organization (IMO) secara daring. Pada Sidang Majelis inilah, Indonesia beserta negara Anggota Dewan IMO Periode 2020-2021 lainnya akan berjuang untuk kembali mendapatkan kursi menduduki posisi Anggota Dewan IMO Periode 2022-2023.
Kesepakatan untuk menyelenggarakan Sidang Assembly secara remote/daring sendiri dibahas dalam Sidang Dewan (Council) IMO ke-125, yang berlangsung sejak Senin (28/6) hingga Jumat ini (2/7).
Assembly Matters, atau hal-hal terkait dengan assembly adalah Agenda Item 16 dalam Sidang Council-125 dan merupakan salah satu agenda yang menjadi perhatian Pemerintah Indonesia, selain Agenda 3 Strategy, Planning dan Reform, serta Agenda 4 Resource Management.
Terkait hal ini, berdasarkan kemampuan penyelenggaraan sidang dan informasi terkini, Sekretariat IMO memberikan 2 (dua) pilihan format penyelenggaraan Sidang Assembly.
Pilihan pertama adalah penyelenggaraan sidang secara remote/daring dengan menggunakan Aplikasi KUDO dengan durasi meeting selama 3 jam per harinya mulai pukul 11 pagi sampai dengan pukul 2 siang, dengan kemungkinan beberapa delegasi berpartisipasi dari Markas Besar IMO.
Adapun pilihan kedua adalah penyelenggaraan sidang secara tatap muka/luring, di mana semua delegasi hadir di Markas Besar IMO dengan durasi sidang sesuai jam kerja normal mulai pukul 9.30 pagi sampai dengan 5.30 sore, termasuk di dalamnya waktu istirahat selama 1,5 jam.
Atase Perhubungan KBRI London, Lollan Panjaitan, menjelaskan bahwa terkait Agenda 16 Assembly Matters, Pemerintah Indonesia menyampaikan intervensi yang mendukung penyelenggaraan Sidang Assembly secara virtual dengan mempertimbangkan ketidakpastian keadaan akibat Pandemi Covid-19, ketentuan pembatasan perjalanan yang kompleks, termasuk di antaranya proses karantina dan persyaratan sertifikat vaksin.
“Kami menyampaikan bahwa kami sepakat untuk satu suara dengan negara anggota lain yang memilih penyelenggaraan rapat secara virtual dengan menggunakan Aplikasi KUDO. Kami juga mendukung usulan agar sesi general statement diselenggarakan secara paralel dan dalam bentuk taping. Selain itu, kami juga mendukung agar jumlah peserta aktif selama Sidang Assembly dapat ditambah,” ujar Lollan.
Namun demikian, walaupun council sepakat untuk menyelenggarakan assembly secara daring, Lollan mengungkapkan bahwa proses pemilihan Anggota Dewan akan tetap dilaksanakan secara voting (pemungutan suara) langsung menggunakan secret ballots di Markas Besar IMO di London, Inggris.
“Proses voting nantinya akan dilakukan oleh perwakilan dari tiap-tiap negara Anggota Dewan IMO yang ada di Inggris. Sedangkan bagi negara Anggota yang tidak dapat hadir secara fisik di Majelis untuk memberikan suaranya dapat menunjuk perwakilan di London, selama prosedurnya aman, transparan, dan sesuai dengan aturan dan ketentuan dari IMO,” terangnya.
Terkait dengan pelaksanaan sidang secara virtual, Sekretariat IMO, menurut Lollan juga memberikan akses bagi negara-negara anggota yang memiliki perwakilan di London untuk meninjau upgrade fasilitas IT di gedung IMO pada bulan September mendatang.
“Upgrade fasilitas IT ini dipandang perlu untuk menunjang penyelenggaraan sidang secara virtual di masa-masa mendatang, meskipun pandemi telah usai,” katanya.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kasubdit Angkutan Laut Luar Negeri, Yudhonur Setiadji, yang turut serta sebagai Delegasi Indonesia pada pertemuan ini menyampaikan, bahwa selain Agenda 16 Assembly Matters, agenda lain yang menjadi perhatian Pemerintah Indonesia yaitu terkait Agenda 3 mengenai Strategy, Planning and Reform, di mana Indonesia merupakan salah satu sponsor bersama dengan Spanyol, Kanada, Prancis, Filipina, Rusia dan ITF untuk mengajukan strategic direction baru IMO pada isu Human Element.
Yudho menjabarkan, usulan yang diajukan adalah Strategic Direction baru di mana Human Element dapat selalu diakui sebagai elemen kunci terhadap keselamatan jiwa di atas kapal, yang memainkan peranan penting dalam pencegahan kecelakaan laut, terlebih lagi di masa Pandemi Covid-19.