TRIBUNNEWS.COM – Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi melepas ekspor gula kelapa asal Banyumas senilai satu juta Euro atau Rp16 miliar ke Spanyol secara hibrida di Banyumas, Jawa Tengah, hari ini, Senin (13/12). Pelepasan ekspor yang difasilitasi Atase Perdagangan Madrid ini dilakukan CV Realsa Natural Indonesia bekerja sama dengan perusahaan Four Trade B.V dari Spanyol.
Hadir pada acara tersebut Duta Besar RI untuk Spanyol Muhammad Najib, Duta Besar RI untuk Belgia merangkap Luksemburg dan Uni Eropa Andri Hadi, Atase Perdagangan Madrid Novita Sari, Atase Perdagangan Belanda Sabbat Sirait, serta CEO Four Trade BV Fahad Attamimi serta perwakilan dari CV Realsa Natural Indonesia.
“Saya mengapresiasi upaya pelaku usaha Indonesia dan Atase Perdagangan Indonesia Madrid yang sudah membuka akses pasar bagi produk Indonesia secara langsung ke pasar Spanyol. Saya berharap pelepasan ekspor kali ini dapat menjadi preseden untuk terus meningkatkan ekspor Indonesia ke Spanyol tidak hanya untuk produk gula kelapa saja,” ujar Didi.
Didi mengungkapkan, ekspor gula kelapa asal Banyumas ke Spanyol ini direncanakan akan terus berkelanjutan dengan jumlah pemesanan sebanyak 24 kontainer per tahun. Produk gula kelapa ini nantinya akan dipasarkan oleh salah satu perusahaan ritel terbesar yang memiliki lebih dari enam ribu cabang di seluruh Spanyol.
“Kami berharap nilai dan jumlah pemensanan akan terus meningkat seiring dengan semakin tingginya permintaan konsumen di Spanyol nantinya. Selain itu, kami mengimbau para pelaku usaha agar tetap menjaga kualitas dan terus meningkatkan daya saing karena peluang peningkatan ekspor sudah terbuka lebar. Para pelaku usaha juga harus terus berupaya memenangkan kepercayaan konsumen Spanyol,” kata Didi.
Duta Besar RI untuk Spanyol Muhammad Najib berharap kegiatan ini dapat menjadi motivasi bagi para pelaku usaha lain untuk meningkatkan ekspor ke pasar global. “Semoga hal yang baik ini dapat disusul oleh produk-produk Indonesia yang lain,” tutur Najib.
Duta Besar RI untuk Belgia merangkap Luksemburg dan Uni Eropa Andri Hadi menambahkan, kegitan pelepasan ekspor ini membuka jalan untuk menembus pasar di luar Spanyol. Sebab, produk Indonesia yang berhasil masuk ke pasar Spanyol sudah memenuhi persyaratan dan kriteria pembeli dan konsumen Spanyol yang sangat ketat.
“Produk Indonesia yang berhasil masuk ke Spanyol berpotensi besar untuk menembus pasar di negara Eropa lain. Saya tegaskan, Kedutaan Besar RI siap membantu dan mendukung perwakilan perdagangan untuk meningkatkan ekspor,” tegas Andri.
Atase Perdagangan Madrid Novita Sari mengatakan, proses seleksi pembelian gula kelapa ke Spanyol cukup panjang. Pihak importir sangat ketat memastikan produk gula kelapa Indonesia tersebut memenuhi kriteria yang sesuai dengan kalangan konsumen di Spanyol. Diharapkan, ini merupakan titik awal peningkatan ekspor produk Indonesia ke Spanyol.
“Pembeli gula kelapa dari Spanyol telah melakukan kontak dengan perusahaan Indonesia sejak pelaksanaan Trade Expo Indonesia Virtual Expo (TEI-VE) 2020. Seleksi untuk memenuhi kriteria konsumen Spanyol melalui proses yang cukup panjang karena produk gula kelapa tersebut akan dipasarkan di ritel terbesar Spanyol. Sehingga, transaksi ekspor baru terealisasi” jelas Novita.
Berdasarkan data statistik impor Spanyol yang dikeluarkan Agencia Tributaria, ekspor produk gula dengan HS 170290 (sugar, nesoi, including invert sugar and invert syrup) dari Indonesia ke Spanyol pada periode Januari--September 2021 tercatat sebesar USD 276,887 atau naik sebesar 181,43 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai ini tidak terlalu besar karena Spanyol lebih memilih mengekspor dari negara terdekatnya seperti Prancis, Belgia, dan Belanda.
Sementara itu, kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke Spanyol pada periode Januari--Oktober 2021 tercatat sebesar USD 1,93 miliar. Impor nonmigas Indonesia dari Spanyol pada periode yang sama tercatat sebesar USD 428,15 juta. Neraca perdagangan nonmigas Indonesia-Spanyol surplus USD1,50 miliar. Surplus periode Januari--Oktober 2021 ini mengalami kenaikan 63,3 persen jika dibandingkan periode yang sama pada 2020.