TRIBUNNEWS.COM - Transmigrasi tidak lagi didefinisikan sebagai program pemerintah untuk memindahkan warga dari satu daerah ke daerah lainnya. Lebih dari itu, para calon transmigran akan dibekali pengetahuan terutama perihal potensi yang dapat dikembangkan di kawasan transmigrasi tujuan.
"Pelatihan yang digelar BBLM Yogyakarta ini merupakan bagian dari yang harus dilakukan pemerintah dalam rangka menyiapkan keterampilan para calon transmigran sebagaimana dibutuhkan di daerah transmigrasi. Karena tujuan transmigran adalah pemerataan pembangunan dan menekan ketimpangan antar wilayah," kata Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar saat Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) di Balai Besar Latihan Masyarakat (BBLM) Yogyakarta, Jumat (10/06/2022).
Dalam sambutannya, Gus Halim, sapaan akrabnya, juga menegaskan bahwa transmigrasi tidak lagi dipersepsikan dengan orang yang dibekali cangkul dan sabit sebagai simbol untuk mengolah lahan dan sebagainya.
Agar lebih siap, para calon transmigran juga dibekali pelatihan pertanian sekaligus dipersiapkan kawasan untuk pengelolaan lahan secara komunal disertai dukungan teknologi dan akses pasar.
"Pemerintah telah menyiapkan secara matang dengan mempertimbangkan banyak hal. Mulai dari perangkat yang dibutuhkan bahkan sebelum calon transmigran itu diberangkatkan, demi suksesnya program transmigrasi yang sudah berjalan sejak 1950 silam," ujarnya.
Diakhir sambutannya, Gus Halim berharap langkah percepatan pembangunan kawasan transmigrasi dengan pendekatan yang lebih modern ini dapat memajukan kawasan transmigrasi. Dengan demikian akan menjadi satu di antara beragam cara untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
"Semoga ikhtiar bersama kita dalam membangun dan mengembangkan kawasan transmigrasi dapat mendatangkan kebaikan untuk kita semua," pungkas Gus Halim.
Sebagai informasi, setidaknya ada 53 calon transmigran yang sudah mengikuti pelatihan di BBLM Yogyakarta berasal dari Yogyakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Mereka direncanakan akan mengisi kekurangan beberapa kawasan transmigran seperti di Sumatera Selatan, Gorontalo dan Mamasa. Mereka juga ditargetkan berangkat pada tahun ini setelah sebelumnya pemberangkatan calon transmigran sempat terhenti karena pandemi Covid-19.(*)