News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

KKP: Gabus Haruan Jadi Buruan Hidangan Lebaran, Papuyu Tetap Jadi Sultan

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kalimantan menjadi salah satu lokasi yang tepat untuk menjadi kampung budidaya ikan lokal air tawar khas Kalimantan, karena ikan papuyu dan gabus haruan merupakan komoditas ikan lokal unggulan.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1443 Hijriah, masyarakat biasanya menyiapkan makanan terbaiknya, seperti yang dilakukan masyarakat Kalimantan Selatan yang juga menyiapkan makanan favorit untuk disiapkan saat Idul Fitri. 

Berbeda dengan daerah lain, Kalimantan memang sangat kental dengan tradisi makan ikan air tawarnya termasuk saat Ramadhan dan Idul Fitri. 

Menurut Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu, Kalimantan menjadi salah satu lokasi yang tepat untuk menjadi kampung budidaya ikan lokal air tawar khas Kalimantan, karena ikan papuyu dan gabus haruan merupakan komoditas ikan lokal unggulan. 

Tb Haeru Rahayu atau yang akrab disapa Tebe, mengatakan bahwa budidaya komoditas ikan lokal seperti papuyu dan gabus haruan memiliki potensi ekonomi yang menjanjikan karena teknologi yang telah dikuasai dan mudah untuk dikembangkan. 

Ikan papuyu yang juga dikenal sebagai ikan betok, dan ikan gabus haruan merupakan komoditas spesifik lokal yang digemari oleh masyarakat khususnya di Kalimantan.

Dengan harga pasar yang relatif tinggi dan preferensi konsumen terhadap ikan lokal yang cukup baik, ikan papuyu bisa menjadi jawaban akan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

“Melalui Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus berupaya untuk mengembangkan teknologi terobosan yang bersifat konstruktif untuk kepentingan masyarakat khususnya pembudidaya. Pemanfaatan teknologi seperti budidaya sistem bioflok untuk papuyu juga telah dikembangkan, yang dapat memangkas masa pemeliharaan serta hemat dalam penggunaan air,” pungkas Tebe. 

Sementara itu, memasuki bulan Ramadhan, dan menjelang perayaan Idul Fitri permintaan benih ikan gabus haruan dari Balai Perikanan Budidaya Air Tawar (BPBAT) Mandiangin meningkat. Kepala BPBAT Mandiangin, Evalawati mengatakan permintaan ikan lokal di BPBAT Mandiangin cukup tinggi. 

Menurutnya, BPBAT Mandiangin setiap minggu melakukan produksi benih ikan papuyu dengan rata-rata hasil produksi sebanyak 50-70 ribu ekor per siklus dengan distribusi benih ikan papuyu ke pembudidaya di wilayah Kalimantan. 

Sementara untuk produksi benih ikan gabus haruan pada bulan April 2022 mencapai 67 ribu ekor, atau meningkat sekitar 146 persen dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan produksi dikarenakan banyaknya permintaan ikan gabus haruan yang dijadikan menu utama saat Ramadhan di Kalimantan. 

Permintaan ikan gabus haruan di pasar memang cukup meningkat, karena menu andalan khas Ramadhan di Kalimantan yaitu lontong sayur ikan gabus haruan yang biasa disantap saat Ramadhan.

“Kalau permintaan ikan gabus haruan di bulan Ramadhan ini meningkat, sementara ikan papuyu permintaannya stabil, karena harga ikan papuyu bisa mencapai sekitar Rp70 ribu per kg, sementara ikan gabus haruan, sekitar Rp35 ribu per kg,” ujar Eva.

Menurut pembudidaya ikan lokal di Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, Ocim Carsim saat ini penjualan ikan yang paling dicari saat Ramadhan adalah ikan gabus haruan, pasalnya masyarakat Kalimantan memang memakan ikan lokal air tawar, salah satunya ikan gabus haruan.

“Permintaan saat ini memang lebih banyak ke ikan gabus haruan. Karena ikan gabus menjadi santapan andalan saat Ramadhan dan hidangan saat lebaran dengan menu lontong sayur gabus haruan,” kata Ocim.

Sementara untuk penjualan ikan papuyu masih cukup stabil, penjualannya juga masih sama dengan hari-hari sebelum Ramadhan. “Kalau ikan papuyu itu kan memang makanan favorit karena di Kalimantan dijuluki sebagai ikan sultan, jadi terus ada permintaan benih ikan papuyu,” kata Ocim.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menyampaikan prinsip ekonomi biru adalah menjaga kesehatan ekologi. Menurutnya, ekosistem perikanan yang sehatlah yang akan mendorong pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan.

Pasalnya, dengan didukung oleh kearifan lokal, maka akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini