TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua MPR RI sekaligus Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia serta Dewan Pakar KAHMI Bambang Soesatyo mendukung dan penyelenggaraan Munas ke-3 Himpunan Pengusaha Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HIPKA KAHMI) pada 6 Desember 2022 di Jakarta.
Didirikan sejak tahun 2010, kepengurusan HIPKA KAHMI kini sudah berada di 31 provinsi di Indonesia. Memperkuat peran dan kontribusi KAHMI dan KADIN sebagai perekat ikatan kebangsaan sekaligus penggerak ekonomi nasional.
"Melalui HIPKA KAHMI, aktivis kini juga bisa terjun ke dunia usaha. Mengembangkan berbagai potensi ekonomi rakyat di berbagai sektor riil khususnya di sektor UMKM, sehingga bisa membuka banyak lapangan pekerjaan sekaligus menjadi inkubator bagi lahirnya lebih banyak pengusaha baru. Dengan demikian HIPKA KAHMI bisa meningkatkan dan memeratakan pertumbuhan ekonomi nasional," ujar Bamsoet usai menerima panitia Munas HIPKA KAHMI, di Jakarta, Senin (31/10/2022).
Panitia Munas HIPKA KAHMI yang hadir antara lain, Tubagus Farich Nachril, Subandrio, Nurhadi Antono, Nurhadi M. Musawir, Muntoha, Ismed Jafar, Andi Faisal Jollong, dan Anang Rahmatullah.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, HIPKA KAHMI bisa membangun kerjasama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang sama-sama memiliki platform perjuangan syariah.
Terlebih saat ini pertumbuhan aset perbankan syariah tercatat tumbuh 14,21 persen secara tahunan (year on year/yoy) di Juli 2022 menjadi Rp 721 triliun.
"Pada Juli 2022, perbankan syariah tercatat telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 467 triliun atau tumbuh kuat 15,32 persen secara yoy. Jauh lebih besar dibandingkan pertumbuhan pembiayaan kredit perbankan nasional yang pada Juli 2022 hanya tumbuh 10,89 persen secara yoy atau sekitar Rp 6.297 triliun," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar dan Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila serta Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, dalam laporan bertajuk 'Essential 2007' yang diterbitkan oleh United Bank of Switzerland (UBS), diprediksi bahwa pada tahun 2025 Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-7 di dunia. Sedangkan pada tahun 2050, posisi Indonesia akan menempati urutan ke-5.
"Menurut proyeksi IMF, PDB negara-negara ASEAN pada tahun 2025 akan mencapai 5,2 triliun US dollar. Dari besaran angka ini, Indonesia memiliki kontribusi sebesar 1,63 triliun US dollar, atau yang terbesar di antara negara-negara ASEAN lainnya. Agar berbagai prediksi tersebut bisa menjadi kenyataan, butuh kerja keras berbagai pihak. Terutama dari sektor swasta dan aktivis seperti yang tergabung dalam HIPKA KAHMI," pungkas Bamsoet. (*)