TRIBUNNEWS.COM - Meski hujan deras mengguyur Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Garut, Jawa Barat, 26 November 2022, hal demikian tidak mengurangi semangat ratusan santri dan santriwati untuk menyambut tamu-tamu yang akan datang.
Pondok Pesantren Peradaban Al Amin hari itu kedatangan tamu-tamu istimewa. Mereka adalah Wakil Ketua MPR Yandri Susanto, Duta Besar Kuwait untuk Indonesia Youssep Yacoub Al Shatti, Ketua Balad Alkhair Society Syaikh Othman Althawaini, Ketua Yayasan Baitul Al Khairiyah Hj. Nadya Abdu Soddiq Bawazier, serta para jajaran pimpinan daerah Garut.
Pondok pesantren tersebut memiliki masjid, asrama, dan gedung madrasah yang baru. Bangunan-bangunan kokoh yang ada bisa berdiri karena bantuan dari Kuwait. Sebagai tanda sarana tempat pendidikan yang memiliki luas 6 hektare itu sudah bisa dimanfaatkan, hari itu bangunan-bangunan penunjang pendidikan di pesantren itu diresmikan dan ditinjau oleh Yandri, Yacoub Al Shatti, Syaikh Othman, dan para undangan lainnya.
Yandri mengucapkan selamat datang kepada Yacoub Al Shatti dan Syaikh Othman dalam sambutan acara. Dirinya merasa berbahagia bisa bersama dengan mereka karena atas perhatian, kepedulian, dan bantuan yang diberikan mampu menghadirkan sarana pendidikan yang lengkap.
“Yang Mulia Duta Besar dan pihak donatur telah berkontribusi bagi pendidikan keagamaan di Garut,” ujarnya.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mengatakan atas nama bangsa Indonesia mengucapkan terima kasih atas kontribusi bangsa Kuwait kepada bangsa Indonesia. Hubungan baik Indonesia-Kuwait menurutnya perlu dipertahankan dan dilanjutkan hingga masa-masa yang akan datang.
Dengan diresmikan masjid, madrasah, dan asrama yang ada, diharapkan akan meningkatkan sumber daya manusia yang berakhlakul karimah yang mampu menyelamatkan anak-anak bangsa selamat dunia dan akhirat.
“Peresmian ini menjadi sesuatu yang luar biasa bagi bangsa Indonesia,” tuturnya.
Disampaikan oleh alumni Universitas Bengkulu itu, bangsa Indonesia merupakan negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Meski demikian masih banyak anak yatim piatu dan umat Islam yang perlu mendapat perhatian.
Untuk itu diharap Kuwait dan donatur yang ada memberikan kontribusi tidak berhenti di sini namun terus memperhatikan dan memberikan bantuan yang berkelanjutan agar masalah yang ada pada anak-anak yatim piatu dan umat Islam di Indonesia bisa teratasi.
Yandri berpesan agar santri, santriwati, dan tenaga pendidik di pondok pesantren itu untuk menjaga nama baik lembaga pendidikan serta juga menjaga nama baik Indonesia dan Kuwait. “Sehingga semua yang ada menjadi berkah,” tuturnya.
Kepada pihak-pihak yang peduli pada pendidikan di Garut, ia menyampaikan agar terus berjuang untuk masyarakat dan bangsa. Masalah pendidikan dikatakan banyak terjadi di daerah-daerah yang lain sehingga apa yang terjadi di Pondok Pesantren Peradaban Al Amin yang mendapat bantuan dari Kuwait diharap bisa juga terjadi di tempat yang lain.(*)