TRIBUNNEWS.COM - Industri film di Indonesia saat ini dinilai makin progresif. Antusiasme masyarakat di era digital membuat industri perfilman terlihat menjanjikan sebagai media promosi kebudayaan dan juga pariwisata di Indonesia.
Salah satu serial Netflix yang berhasil merebut perhatian para Millennial hingga Gen Z adalah 'Gadis Kretek'. Serial yang ditonton oleh 1,6 juta penonton mengusung latar belakang kebudayaan dan sejarah Indonesia yang kaya, serial ini tidak hanya menawarkan alur cerita yang mendalam dan penuh warna, tetapi juga menampilkan keindahan serta keunikan destinasi wisata Indonesia secara menawan.
Dengan cermat menggabungkan elemen historis dan visual yang memikat, 'Gadis Kretek' memberikan pandangan yang segar dan menginspirasi tentang tempat-tempat istimewa yang menjadi bagian dari warisan budaya kita, sekaligus merangsang minat untuk menjelajahi lebih jauh keindahan Indonesia.
Euforia yang melanda penonton telah memberikan dorongan signifikan terhadap promosi serial 'Gadis Kretek' di platform media sosial seperti TikTok, Instagram, dan Twitter. Antusiasme yang tinggi terlihat dari berbagai ulasan dan konten menarik yang dibagikan oleh pengguna, yang tidak hanya memicu perhatian publik tetapi juga memperluas jangkauan informasi tentang serial ini.
Melalui berbagi ulasan, meme, dan trivia, penikmat film serta masyarakat umum dapat dengan mudah mengakses dan menikmati informasi terkait 'Gadis Kretek' dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Hal ini tidak hanya meningkatkan visibilitas serial tetapi juga memperkaya pengalaman penonton dengan cara yang dinamis dan terlibat.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI telah membuat langkah strategis yang signifikan dengan menjalin kolaborasi bersama Netflix dua tahun yang lalu dalam industri perfilman.
Kerja sama ini telah memberikan dampak positif yang luas terhadap destinasi wisata di Indonesia. Salah satu contohnya adalah Museum Kretek di Kudus, Jawa Tengah, yang berhasil meningkatkan citranya berkat penampilan menawannya dalam serial 'Gadis Kretek'.
Berkat promosi yang cerdas melalui serial tersebut, masyarakat dari berbagai daerah berbondong-bondong mengunjungi museum ini untuk merasakan langsung atmosfer dan pengalaman yang diciptakan dalam adegan-adegan di 'Gadis Kretek'.
Baca juga: Melalui Beti Dewi, Kemenparekraf Genjot Promosi Digital Desa Wisata di Labuan Bajo
Selain itu, kolaborasi ini tidak hanya memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada audiens yang lebih luas, tetapi juga mendorong peningkatan kunjungan wisata yang berdampak positif bagi perekonomian lokal.
Keajaiban film dalam mendongkrak jumlah wisatawan di destinasi-destinasi Indonesia tidak hanya tercermin dari kesuksesan serial 'Gadis Kretek', tetapi juga telah terbukti melalui film fenomenal 'Ngeri-Ngeri Sedap'.
Film ini tidak hanya menghibur tetapi juga membuka mata banyak orang terhadap pesona Desa Wisata Hariara Pohan di Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Desa ini menawarkan beragam daya tarik yang mempesona, mulai dari keindahan alam yang menakjubkan, seperti pemandangan menawan Bukit Holbung, hingga kekayaan wisata budaya yang unik.
Salah satu objek bersejarah yang menarik adalah Batu Manurung Simamarta, sebuah peti kubur batu yang telah ada sejak 250 tahun lalu, menambah nilai sejarah dan kebudayaan desa ini. Di Desa Wisata Hariara Pohan menyuguhkan lanskap yang bervariasi, dengan perpaduan antara perkebunan hijau dan sawah yang subur.
Lokasinya yang strategis dekat dengan Bukit Holbung juga menjadikannya sebagai tempat syuting film komedi-drama Indonesia yang populer, yakni "Ngeri-Ngeri Sedap." Keberadaan film ini semakin menyoroti pesona desa dan menarik perhatian lebih banyak pengunjung yang ingin merasakan keindahan dan budaya lokal yang ditawarkan.
Industri film Indonesia tidak hanya berhasil memikat perhatian wisatawan lokal, tetapi juga telah mencatatkan prestasi gemilang di pentas internasional. Film-film seperti Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak (2017), Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021), dan Laskar Pelangi (2008) telah meraih pengakuan global dengan memenangkan berbagai penghargaan bergengsi.
Keberhasilan karya-karya sinematik ini tidak hanya memperkenalkan keindahan budaya dan destinasi wisata Indonesia kepada dunia, tetapi juga menarik perhatian wisatawan dari seluruh penjuru dunia.
Dengan demikian, industri film Indonesia telah berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan berbagai budaya dan membuka peluang baru untuk pertumbuhan pariwisata yang lebih luas.
Baca juga: Kemenparekraf: Jogja, Malang, dan Cirebon Jadi Destinasi Favorit Masyarakat Saat Libur Lebaran