TRIBUNNEWS.COM - Wakil Ketua MPR RI Prof. Dr. Ir. Fadel Muhammad menegaskan untuk menjadi generasi yang akan meneruskan kepemimpinan bangsa, dibutuhkan pemuda berkualitas tinggi yang mampu memaksimalkan potensi, sehingga mampu menjawab berbagai tantangan dan hambatan bangsa yang kian hari makin berat.
Untuk itu, lanjut Fadel Muhammad, generasi muda termasuk para mahasiswa dan mahasiswi hindari kebanyakan ‘rebahan’, dan jangan hanya bermimpi, berangan-angan serta berandai-andai tanpa aksi nyata.
Banyak metode dan jalan untuk mewujudkan generasi muda yang diharapkan itu. Salah satunya, lanjut Fadel adalah dengan memperbanyak kegiatan berorganisasi secara positif.
“Mumpung masih muda, mahasiswa perlu mengikuti beberapa kegiatan di kampus maupun organisasi di luar kampus guna mengasah kemampuan berorganisasi dan kepemimpinan,” ungkap Fadel.
Baca juga: Fadel Muhammad: Kampus Menjadi Kawah Candradimuka Mahasiswa Bangun dan Kembangkan Jiwa Entrepreneur
Pernyataan tersebut disampaikan Fadel Muhammad saat merespon pertanyaan salah seorang mahasiswa peserta diskusi dalam rangkaian acara Pengenalan Sistem Akademik Fakultas (PSAF) Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), di Gedung Balairung, Kompleks Kampus UI, Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (15/8/2024). Turut hadir dalam acara tersebut para Pimpinan Fakultas Teknik UI dan para mahasiswa baru FTUI program S1, S2, S3.
“Saat menjadi mahasiswa di ITB, saya termasuk aktivis kampus karena mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan di dalam kampus dan banyak kegiatan organisasi di luar kampus. Memang yang paling sulit dan menjadi kendala adalah mengatur waktu dan waktu tidur kurang. Tapi, itulah tantangannya bagaimana kita belajar mengelola kegiatan dan waktu,” ujar Pimpinan MPR dari Kelompok DPD ini.
Pada intinya, kepada para mahasiswa, Fadel Muhammad menegaskan bahwa soal waktu ini adalah sesuatu yang sangat penting untuk dimanfaatkan dengan sebesar-besarnya di usia muda.
“Orang yang berhasil itu adalah orang yang memiliki waktu yang dipergunakan semaksimal mungkin kepada sesuatu yang bermanfaat dan berdampak baik. Sebaliknya, orang yang malas itu, orang yang tidak memiliki waktu. Bahkan, agama mengajarkan kita agar jangan ada sifat malas tapi harus terus bergerak, sehingga akan muncul kreatifitas, inovasi dan karya,” pungkasnya.
Baca juga: Tinjau Lokasi Banjir Gorontalo, Fadel Muhammad Tekankan Pentingnya Penanganan Banjir Berkelanjutan