News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Jadi Lokomotif Utama Pertumbuhan Ekonomi, Wamentan Sudaryono Dorong Peningkatan Produktivitas Sawit

Editor: Content Writer
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono saat menghadiri pengukuhan kepengurusan Apkasindo 2024 di Auditorium Utama Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (9/10/2024).

TRIBUNNEWS.COM - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengajak Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) untuk berfokus pada peningkatan produktivitas sawit nasional. 

Menurut Wamentan Sudaryono, industri sawit memiliki peran strategis dalam menambah devisa negara dan menjadi lokomotif utama dalam pertumbuhan ekonomi.

Oleh karena itu, Wamentan Sudaryono atau yang akrab disapa Mas Dar ini menekankan pentingnya menggenjot produktivitas sawit nasional hingga 17 ton per hektar.

"Paling tidak kita bisa 17 ton per hektar, mendekati Malaysia yang 18 ton per hektar," ujarnya saat menghadiri pengukuhan kepengurusan Apkasindo 2024 di Auditorium Utama Kementerian Pertanian, Jakarta, Rabu (9/10/2024).

Wamentan Sudaryono menyampaikan, pemerintah berkomitmen menjaga sawit sebagai komoditas strategis yang tidak hanya mendukung perekonomian nasional tetapi juga kesejahteraan petani. 

Saat ini, lanjut Wamentan Sudaryono, sawit Indonesia menguasai 60 persen pasar dunia. Wamentan Sudaryono juga menyoroti pentingnya hilirisasi, termasuk pengembangan biodiesel B50 untuk mengurangi ketergantungan pada impor biosolar.

"Dengan begitu, kita bisa mengembangkan hilirisasi sawit menjadi banyak kebutuhan lain seperti biodiesel B50 yang kini sudah berjalan untuk memenuhi kebutuhan biosolar. Kalau kita bicara sawit, kita punya catatan pada ekspor CPO (Crude Palm Oil) kita sekaligus menjadikan bahan hilirisasi yang berhasil mengembangkan B35 dan B50. Syukur syukur kita bisa mengurangi 100 persen impor biosolar," jelas Wamentan Sudaryono.

Selain itu, Wamentan Sudaryono meminta agar kebun sawit dapat ditumpangsarikan dengan tanaman padi gogo untuk mendukung ketahanan pangan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi padi nasional. 

Kementerian Pertanian (Kementan) sendiri menargetkan penanaman 500 ribu hektar padi gogo di lahan perkebunan sawit dan kelapa seluruh Indonesia. Langkah ini merupakan implementasi program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan atau yang biasa disebut Kesatria.

Baca juga: Optimasi Lahan Kementan Berbuah Hasil, Masyarakat Merauke Panen Raya Padi Seluas 14.000 Hektar 

"Kita ingin perkebunan sawit bisa ditumpangsarikan dengan padi gogo. Kenapa karena ketahanan pangan dalam negeri itu di antaranya adalah padi dan sawit," kata Wamentan Sudaryono.

Sementara itu, Dewan Pembina Apkasindo, Jenderal TNI (Purn) Moeldoko mengingatkan pengurus baru Apkasindo untuk menjembatani kepentingan petani dan berperan aktif dalam dialog dengan masyarakat serta pemerintah. Ia menekankan pentingnya sikap kritis Apkasindo dalam membela hak-hak petani sawit.

"Posisi Apkasindo harus jelas dengan memiliki pikiran kritis untuk membela kepentingan petani sawit. Itu pesan saya yang selalu saya dengungkan," ujar Moeldoko.

Meski demikian, Moeldoko yakin Apkasindo bisa menjadi organisasi yang membawa nama baik organisasi untuk menjangkau berbagai kepentingan petani dan mendukung kebijakan pemerintah.

"Saya yakin dan percaya bahwa Apkasindo merupakan personil pilihan yang siap bekerja dan mampu menjaga nama baik organisasi. Di pundak kalian lah digantungkan harapan untuk membawa cita cita petani sawit Indonesia ke arah yang lebih baik," kata Moeldoko.

Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung menyampaikan terimakasih kepada pemerintah yang telah menjaga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) sehingga memiliki harga yang menguntungkan para petani sawit.

"Karena itu tugas kita berikutnya adalah membangun kemitraan dengan petani sawit rakyat. Kami berterima kasih kepada semua pihak yang menjaga harga CPO sehingga kami sebagai petani menerima manfaatnya," jelas Gulat. 

Gulat mengatakan, pemerintah telah memenuhi sebagian kebutuhan petani sawit dengan menyediakan pupuk yang berlimpah dan program replanting yang juga sangat masif. Hal ini merupakan langkah tepat mengingat sawit adalah komoditas strategis nasional.

"Alhamdulillah urusan pupuk sudah selesai, begitu juga dengan replanting yang sudah selesai. Kami berterimakasih kepada pemerintah," tutup Gulat.

Baca juga: Dorong Pertanian Modern, Kementan Terjunkan Para Mahasiswa Magang ke Kalimantan Tengah

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini