TRIBUNNEWS.COM - Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, bersama Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menghadiri pertemuan eksklusif dengan anggota korporat dari USINDO (The United States-Indonesia Society) di Washington D.C., Amerika Serikat, pada sore hari waktu setempat (11/11).
Pertemuan ini merupakan bagian dari hari kedua kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo ke Amerika Serikat, dengan fokus untuk memperkuat hubungan kerja sama di bidang ekonomi, investasi, pendidikan, dan pertahanan antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Dalam pertemuan tersebut, Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pentingnya dukungan dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Beliau memaparkan prioritas pemerintahannya, yang berfokus pada pengembangan ekonomi berkelanjutan, ketahanan pangan, serta investasi di sektor energi, infrastruktur, dan pendidikan.
Presiden juga menekankan komitmen Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang ramah dan kondusif bagi mitra internasional, terutama perusahaan-perusahaan dari Amerika Serikat.
“Ya, saya sangat gembira pertemuan tadi dengan perusahaan-perusahaan terbesar di Amerika dan di dunia. Mereka sangat terlibat dalam perekonomian dan pembangunan Indonesia. Sudah lama mereka di Indonesia dan mereka terus percaya dengan Indonesia, dengan ekonomi Indonesia, dan saya juga mendorong mereka untuk terus melakukan investasi, ikut serta dalam rencana pembangunan kita,” ujar Presiden Prabowo dalam keterangannya kepada media.
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, yang turut mendampingi Presiden RI dalam pertemuan tersebut menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia sangat menyambut investasi dari Amerika Serikat di berbagai sektor, seperti energi, teknologi, kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur.
Hal yang ditegaskan oleh Presiden Prabowo adalah visi-nya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui penyederhanaan birokrasi dan penegakkan hukum yang tegas, khususnya terkait dengan isu-isu korupsi.
“Kami berkomitmen untuk mendukung penuh investor dari Amerika Serikat yang ingin berkontribusi pada pengembangan Indonesia. Pemerintah Indonesia juga menekankan pentingnya keberlanjutan dalam investasi, termasuk memperhatikan aspek Environmental, Social, and Governance (ESG) dan dampak sosial bagi masyarakat lokal,” ungkap Rosan.
Baca juga: Menteri Investasi: 70 Persen Produksi Lotte Chemical untuk Kebutuhan Dalam Negeri
Pertemuan dengan anggota USINDO ini dihadiri oleh 12 pimpinan perusahaan besar dari Amerika Serikat yang sudah berinvestasi atau memiliki ketertarikan untuk berinvestasi di Indonesia. Ted Osius, mantan Wakil Duta Besar Amerika Serikat di Indonesia yang kini menjadi anggota USINDO, menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Presiden Prabowo dan minat untuk memperkuat kerja sama dalam mencapai tujuan ekonomi hijau dan net-zero emission di Indonesia.
Selain itu, beberapa perusahaan juga mengungkapkan komitmen mereka untuk mendukung proyek geotermal dan teknologi penyimpanan karbon yang sejalan dengan inisiatif pemerintah Indonesia.
“Bulan Desember nanti, saya akan membawa delegasi pengusaha dari AS ke Indonesia dalam rangka menjajaki peluang bisnis. Perusahaan-perusahaan tersebut berasal dari berbagai sektor, di antaranya energi, teknologi informasi, kesehatan, infrastruktur, pendidikan, ritel, serta keuangan. Kami menjangkau semua sektor karena kami sangat tertarik dengan Indonesia; Indonesia tumbuh dengan cepat, peluangnya sangat besar, dan jelas sekali bahwa kami akan sangat diterima di Indonesia,” jelas Ted Osius.
Selain Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, turut mendampingi Presiden RI dalam pertemuan ini adalah Menteri Luar Negeri Sugiono, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Stella Christie, KUAI KBRI Washington D.C. Ida Bagus Made Bimantara serta Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya.
Adapun perusahaan yang menjadi peserta pertemuan yaitu Freeport McMoRan, S&P Global, GE Healthcare, Boeing, Capital Group, BP, Exxon Mobil, Citi, Caterpillar, Chevron, Georgetown University Indonesia Program, dan Purdue University.
Menurut data dari Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM, dari tahun 2019 hingga Triwulan III 2024, total investasi yang dilakukan oleh Amerika Serikat di Indonesia mencapai USD13,41 triliun.
Tiga sektor utama yang menerima investasi terbesar adalah Pertambangan (73,02 persen), Jasa Lainnya (11,93 persen), serta Industri Logam Dasar, Barang Logam, Non-Mesin, dan Peralatannya (4,09 persen). Sedangkan, tiga daerah yang menjadi tujuan investasi terbesar adalah Jawa Timur (38,13 persen), Papua (26,61 persen), dan Papua Tengah (13,66 persen). (*)
Baca juga: Menteri Investasi: Kolaborasi Kunci Hadapi Ancaman Global