TRIBUNNEWS.COM - Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, melihat pertumbuhan pesat startup di Indonesia sebagai tanda positif. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk mendukung pengembangan ekosistem startup yang inklusif dan kompetitif.
“Indonesia kini tercatat sebagai negara dengan jumlah startup terbesar keenam di dunia. Dari 2.324 startup pada tahun 2022, jumlah ini meningkat menjadi 2.558 pada tahun 2023, atau tumbuh sebesar 9,15 persen. Angka ini menunjukkan potensi besar yang kita miliki untuk menjadi pemain utama dalam ekosistem digital global,” kata Menteri UMKM dalam sambutannya di acara Startup Investment Forum di Jakarta, Selasa (10/12).
Menteri UMKM menambahkan, keberhasilan ini tidak lepas dari dukungan strategis yang diberikan pemerintah, dalam hal ini Kementerian UMKM yang telah mengambil berbagai langkah konkret untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan startup.
Sejumlah kebijakan yang mendukung di antaranya skema pendanaan tahap awal, insentif pajak, hingga pembangunan infrastruktur seperti pusat inovasi dan co-working space, semua inisiatif tersebut bertujuan membantu startup melewati fase kritis pengembangan produk dan pasar.
“Kami percaya bahwa startup adalah motor penggerak penting bagi transformasi ekonomi digital Indonesia. Untuk itu, Kementerian UMKM terus berkomitmen menghadirkan program-program yang tidak hanya memberikan akses pendanaan, tetapi juga mendukung kolaborasi strategis lintas sektor,” kata Menteri UMKM.
Baca juga: Menteri UMKM: Ansor Stokis Jadi Platform Penyuplai Rantai Pasok Kebutuhan Masyarakat
Selain itu, Menteri UMKM menyoroti tantangan utama yang dihadapi oleh startup di Indonesia, terutama dalam hal akses pembiayaan. Menurut data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tahun 2022, sebanyak 55,43 persen kebutuhan pembiayaan untuk kewirausahaan di Indonesia, yang setara dengan Rp1.519 triliun, masih belum dapat dipenuhi oleh lembaga perbankan.
“Kesenjangan ini adalah tantangan yang harus kita atasi bersama. Forum seperti Startup Investment Forum memainkan peran penting dalam mempertemukan para investor dengan startup potensial, membuka ruang kolaborasi, dan menciptakan solusi bagi kebutuhan pendanaan yang selama ini menjadi hambatan utama,” katanya.
Selain itu, Menteri Maman juga menyoroti keberhasilan program Entrepreneur Financial Fiesta (EFF) yang sudah berjalan dari tahun 2020. Hingga kini, program tersebut telah menjangkau lebih dari 3.860 wirausaha, dengan 646 di antaranya berhasil mendapatkan pendanaan senilai Rp201,9 miliar.
“EFF juga telah bekerja sama dengan IDX Incubator melalui Program Road to IPO 2024, memberikan peluang kepada startup untuk melantai di bursa saham. Ini adalah langkah besar untuk memastikan keberlanjutan ekosistem startup kita,” katanya.
Menteri UMKM juga mengajak para investor untuk semakin percaya pada potensi besar startup Indonesia.
“Jangan ragu untuk berinvestasi pada generasi muda kita. Mereka adalah inovator masa depan yang mampu menciptakan solusi disruptif yang membawa manfaat nyata bagi masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Plt. Deputi Bidang Kewirausahaan, Siti Azizah, menyampaikan program EFF bertujuan mempercepat akses pembiayaan dan investasi bagi wirausaha UMKM dan startup tahap awal melalui financial and business coaching serta match-making dengan investor.
“Hingga kini, EFF telah bekerja sama dengan 74 lembaga keuangan, termasuk 51 venture capital dan 11 perbankan, yang berhasil menjangkau 3.860 wirausaha selama 2022-2024. Sebanyak 646 di antaranya telah memperoleh pendanaan senilai Rp201,9 miliar,” kata Azizah.
Namun, di sisi lain startup menghadapi tantangan besar, seperti minimnya jaminan aset dan kesulitan dalam menunjukkan nilai bisnis mereka.
“Untuk itu dukungan teknis dan finansial pada tahap awal sangatlah penting. Kami percaya, forum seperti ini dapat menjawab hambatan tersebut,” ujarnya. (*)
Baca juga: Menteri UMKM: Jalin Lokal Jadi Ekosistem Kolaboratif bagi Pengusaha UKM