TRIBUNNEWS.COM – Terhitung sudah 7 bulan, tepatnya pada Senin (29/4/2019), bus listrik Transjakarta mengaspal. Bus yang tengah diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta ini mengambil rute PP Balaikota Jakarta hingga Bundaran Hotel Indonesia.
Langkah ini bisa dibilang revolusioner, sebab menjadi langkah nyata pemerintahan Anies Baswedan untuk meningkatkan kualitas udara di Jakarta.
“Kualitas udara kita membutuhkan perubahan yang drastis. Karena itu, kami di Pemprov DKI Jakarta sekarang mulai melakukan konversi atas kendaraan umum massal menggunakan listrik, kendaraan umum yang bebas emisi,” ujar Gubernur Anies usai uji coba ditemani Direktur Utama PT Transjakarta, Agung Wicaksono.
Anies juga mengungkapkan nantinya pengoperasian bus listrik akan ditambah. Pemprov DKI Jakarta dan Transjakarta saat ini masih menyelesaikan proses perizinan dan administrasi operasional bus listrik.
Lebih lanjut, Anies berharap keberadaan bus listrik dapat membawa dampak perubahan, terutama perubahan perilaku warga Ibu Kota untuk lebih memilih menggunakan transportasi massal yang ramah lingkungan.
“Pesan utamanya, Pemprov DKI Jakarta menyadari sekali pentingnya perubahan kita terkait lingkungan hidup. Kita berharap adanya bus listrik ini masyarakat bisa mengurangi kendaraan bermotor dan lebih banyak memilih kendaraan umum,” pesan Anies.
Uji coba akan dilaksanakan hingga 6 (enam) bulan. Namun, bila ditemukan kekurangan, uji coba akan dilanjutkan hingga 12 (dua belas) bulan.
Bus listrik yang diuji coba dibekali baterai berkapasitas 324 kWh yang mampu digunakan untuk menempuh jarak operasional rata-rata 250 km.
Bila menggunakan sumber listrik industri, bus listrik tersebut membutuhkan waktu 3,5 - 4 jam untuk sekali pengisian daya menggunakan arus listrik 40 ampere. Sedangkan, jika menggunakan fast charging 90 ampere, hanya membutuhkan waktu 2 - 3 jam.
Jadi Komitmen Penuh PT Transjakarta
Mendukung langkah yang diambil Pemprov DKI Jakarta untuk terus menjaga kualitas udara di Ibu Kota, PT Transjakarta berkomitmen untuk menghadirkan bus listrik yang ramah lingkungan, sehingga bisa turut mengendalikan pencemaran udara di Jakarta dari sisi transportasi.
"Perseroan akan terus mendorong penggunaan angkutan umum dengan bahan bakar ramah lingkungan," ujarnya.
Direktur Utama Transjakarta, Agung Wicaksono mengatakan, hal pertama yang dilakukan adalah melakukan pembatasan usia kendaraan transportasi umum milik perseroan maupun mitra kerja.
"Yang kedua, perseroan akan terus mendorong penggunaan angkutan umum dengan bahan bakar ramah lingkungan, yaitu armada berbahan bakar gas," katanya, Selasa (13/8/2019) lalu.
Dia mengungkapkan, saat ini ada 300 unit bus milik Transjakarta yang berbahan bakar gas dan memiliki standarisasi euro empat, artinya dari aspek spesifikasi sudah ramah lingkungan. Selanjutnya, Transjakarta akan mendorong penggunaan kendaraan listrik.
"Kami juga sudah lakukan uji coba tiga unit bus listrik, terdiri dari dua bus besar dan satu bus sedang," bebernya.
Setelah uji coba selesai, Agung berharap, regulasi yang sedang disiapkan Pemerintah Pusat terkait kendaraan berbahan bakar listrik segera rampung.
"Setelah kita dapatkan petunjuk yang jelas terkait regulasi itu, tentu akan kita masukkan penggunaan kendaraan listrik untuk angkutan umum," tutupnya.(*)