TRIBUNNEWS.COM - Jelang pemindahan ibu kota Indonesia, Jakarta ke depannya akan dipersiapkan sebagai kota global. Untuk mewujudkan hal tersebut, transformasi digital mulai dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Kepala Unit Pengelola Jakarta Smart City (JSC) Yudhistira Nugraha menyatakan, setidaknya ada empat upaya yang dilakukan untuk mewujudkan peralihan tersebut.
Pertama, membangun infrastruktur digital dan konektivitas yang inklusif dengan layanan berkualitas tinggi. Kemudian, membangun budaya digital dan memberdayakan masyarakat untuk pembangunan dunia digital.
“Selanjutnya, membangun pemerintahan digital yang terbuka, untuk meningkatkan layanan publik dan layanan warga negara,” ucapnya.
Baca juga: Upaya Pemprov DKI Kembangkan Pariwisata dan Ekonomi di Jakarta Melalui Industri MICE
Terakhir, dengan meningkatkan kapabilitas digital pada sektor prioritas untuk memperkuat daya sains dan pertumbuhan ekonomi.
Yudhis menyebut, sebagai salah satu kota dengan jumlah penduduk terbesar di dunia, Jakarta menghadapi berbagai tantangan. Jakarta pun dituntut untuk bisa memberikan kesejahteraan bagi seluruh warganya. Meski beberapa masalah berhasil diatasi, Jakarta masih membutuhkan perbaikan di segala lini untuk berkembang lebih baik lagi.
Salah satu caranya dengan pemanfaatan teknologi, demi memaksimalkan pelayanan publik yang lebih efektif dan efisien, melalui program Jakarta Smart City. Konsep kota pintar yang ditawarkan Pemprov DKI Jakarta ini menerapkan enam indikator, yaitu smart governance, smart economy, smart environment, smart people, smart mobility, dan smart living.
Adapun yang dimaksud dengan smart governance adalah kehadiran pemerintah yang harus dapat memfasilitasi perubahan serta perkembangan sosial dengan baik.
Baca juga: Menko Airlangga Kukuhkan BPD Milik Pemprov DKI yang Sokong Perluasan Digitalisasi Daerah
Kemudian, smart economy adalah pemanfaatan teknologi digital untuk memperbanyak peluang usaha dan membuka lapangan pekerjaan baru, sehingga ada percepatan pertumbuhan ekonomi.
Selanjutnya, smart environment adalah berbagai kegiatan yang bisa melindungi ekosistem lingkungan, seperti waste management, water management, dan energi alternatif yang ramah lingkungan.
Keempat, smart people adalah faktor utama dalam pengembangan smart city karena masyarakat adalah end-user dari program ini. Smart mobility berfokus pada peningkatan kualitas transportasi bagi masyarakat urban.
Terakhir, smart living bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat, seperti pemberian informasi tentang kesehatan, pengembangan kurikulum melek digital, serta membangun fasilitas ramah difabel.
Untuk mewujudkan transformasi digital, Pemprov DKI Jakarta pun mengembangkan super aplikasi JAKI (Jakarta Kini). “JAKI adalah sistem elektronik terintegrasi berbentuk aplikasi, dengan tujuan sebagai platform informasi, interaksi, transaksi elektronik, dan kolaborasi sebagai layanan publik berbasis elektronik,” ujarnya.
Baca juga: Cuaca Jabodetabek Besok - DKI Jakarta, Bekasi, Bogor Cerah Berawan pada Jumat, 13 Oktober 2023
Aplikasi JAKI ini dilengkapi berbagai fitur yang bisa menunjang Jakarta sebagai kota global, seperti interaksi masyarakat dengan pemerintah (laporan warga, pantau banjir, survei kepuasan masyarakat, dan antrean fasilitas kesehatan); interaksi masyarakat dengan bisnis (Jakpreneur, JakOne Mobile, Grab, Gojek, Shopee); serta interaksi masyarakat dengan masyarakat (harga pangan, Wi-Fi gratis, Jakcation, dan Jakarta Virtual Tour).
Guna mendukung Jakarta sebagai kota global, JAKI juga mengembangkan fitur, antara lain sudah tersedia bahasa Indonesia dan Inggris yang dapat dipilih dalam profil aplikasi, kolom rekomendasi untuk pendatang baru di Jakarta berupa fitur guna mengetahui layanan dan berita terkini di Jakarta, serta kolom keliling Jakarta buat turis atau pengunjung yang ingin berekreasi dan melakukan perjalanan ke Jakarta dengan fitur transportasi, peta, dan pendaftaran pengunjung taman.
Dalam mendukung transformasi digital ini, Pemprov DKI Jakarta turut mengajak pihak-pihak lain untuk berkolaborasi. “Pemprov DKI menerapkan collaborative governance dalam pengembangan JAKI, yaitu dengan melibatkan berbagai aktor, seperti government, private sector, komunitas, akademisi, dan masyarakat,” papar Yudhis.
Baca juga: Niall Horan Bakal Gelar Konser di Jakarta 11 Mei 2024, Tiket Termurah Rp 1,2 Juta
Untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam inisiatif kota pintar melalui ekosistem digital melalui program Jakarta Smart City sebagai Living Lab (JSCLab), yaitu:
A. Jakarta Virtual Tour: memberikan pengalaman virtual 360 yang dapat diakses di mana saja dan kapan saja;
B. Digital Park: menerapkan sistem pendaftaran kunjungan secara daring sehingga menjaga ketertiban pengunjung;
C. Citizen Research Science: merupakan kegiatan riset yang dilakukan oleh warga dengan memanfaatkan data permasalahan kota untuk menciptakan inovasi terbaik dalam menyelesaikan masalah;
D. JSC Goes to School: implementasi smart city ke berbagai sekolah dan universitas di Jakarta;
E. Forum Smart City: merupakan event untuk menampilkan berbagai capaian Jakarta Smart City sepanjang 2023;
F. Hackaton: untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyelesaikan permasalahan kota, seperti kemacetan, banjir, dan ketahanan pangan;
G. Hack4ID: merupakan kolaborasi Gerakan Nasional 1000 Startup Digital dan Jakarta Smart City yang memberikan pelatihan kepada peserta untuk memiliki pola pikir memecahkan permasalahan industri, dengan membangun kolaborasi bersama pelaku industri sektor-sektor strategis di Indonesia.
Dengan kehadiran transformasi digital, Yudhis berharap Jakarta akan menjadi kota yang mampu bersaing dengan kota-kota besar lainnya di dunia. Serta mampu mewujudkan pusat bisnis dan ekonomi global dengan tagline “A City for Everyone”. (*)