TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta terus berbenah untuk mewujudkan Jakarta sebagai pusat ekonomi di Indonesia, setelah ibu kota negara pindah ke Ibu Kota Nusantara (IKN). Salah satu upaya yang dilakukan melalui penyelenggaraan kegiatan berskala internasional Jakarta International Investment, Trade, Tourism, Small and Medium Enterprise Expo (JITEX) 2024 pada 7-11 Agustus lalu.
Dalam sambutannya, Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut, momen perpindahan ibu kota negara ini bisa menjadi kesempatan bagi Jakarta untuk melakukan rebranding dan repositioning menjadi kota global.
“Jakarta harus mandiri, cepat atau lambat, tinggal menunggu waktu nama akan berubah menjadi Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Maka kita semua, seluruh lapisan masyarakat harus berbenah,” ucapnya.
Kepala Bidang Pemasaran dan Atraksi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta Sherly Yuliani menambahkan, Jakarta sangat ideal menjadi tempat kegiatan Meetings, Incentives, Conventions, Exhibitions (MICE) berskala global.
Meski nantinya tak lagi menyandang status sebagai ibu kota negara, Jakarta tetap menjadi prioritas pembangunan untuk dikembangkan menjadi pusat bisnis, keuangan, perdagangan, serta pusat jasa berskala regional dan global.
“Hal tersebut sesuai dengan potensi Jakarta dengan lima sektor usaha yang berkontribusi (terhadap) Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tertinggi. Seperti perdagangan besar dan eceran, informasi dan komunikasi, industri pengolahan, konstruksi, serta jasa keuangan dan asuransi,” kata Sherly.
Hal ini disampaikannya bukan tanpa alasan. Sebab, Jakarta telah memenuhi unsur wajib destinasi MICE, yaitu aksesibilitas, amenitas, dan atraksi (3A). Selain itu, potensi sebagai destinasi MICE global juga dapat dilihat dari jumlah usaha pariwisata di Jakarta.
Tercatat 52.625 usaha bidang jasa makanan dan minuman yang ada di Jakarta. Kemudian, bidang jasa akomodasi ada 7.077 usaha. Bidang hiburan dan rekreasi ada 4.207, 4.595 usaha bidang jasa perjalanan, serta 6.075 usaha di bidang jasa MICE. “Maka dari itu, kami yakin Jakarta bisa menjadi Kota MICE Global dalam waktu dekat,” ujar Sherly.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (HIPPINDO) Budihardjo Iduansjah menyatakan, potensi Jakarta yang besar sebagai Kota Global dapat menarik investasi dari berbagai daerah.
“Di Jakarta juga terdapat nilai fun, karena kami ingin para buyer dan turis yang memang bertujuan ke Jakarta bisa berbelanja, menikmati kuliner, serta atraksi yang terdapat di sini,” tutur Budihardjo.
Apalagi, Jakarta kini juga memiliki Jakarta Tourist Pass yang bisa digunakan para turis untuk berwisata di Jakarta. Hal ini bisa menjadi nilai tambah untuk menarik minat turis berinvestasi di Jakarta.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI Vinsensiun Jemadu turut mengapresiasi JITEX 2024. Untuk mengembangkan Jakarta sebagai Kota MICE Global, tak cukup hanya dengan memenuhi 3A. Menurutnya, perlu pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) guna mendukung semua industri MICE.
Oleh karena itu, Jemadu menyebut, pihaknya Bersama Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) saat ini tengah merancang program untuk mendidik, serta mengedukasi anak-anak muda dari berbagai perguruan tinggi. “Untuk menjadi pegiat atau pelaku MICE ke depan, diharapkan anak-anak muda Indonesia bisa berdiri sejajar dengan SDM global,” paparnya.
Ia pun ke depan akan terus mendorong agar lebih banyak pameran atau expo-expo yang berkaitan langsung dengan masyarakat. “Terutama di bidang Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM), agar kita bisa naik kelas dan produk lokal dapat bersaing secara global,” urainya.