TRIBUNNEWS.COM - Kasus bocornya data pengguna Facebook masih menjadi topik yang terus diperbincangkan.
Mulai dari permintaan maaf dari Mark Zurkerberg selaku pendiri sekaligus Direktur Eksekutif Facebook melalui sejumlah iklan koran-koran di Inggris dan Amerika Serikat.
Hal ini dilakukan karena adanya skandal yang melibatkan aplikasi buatan Cambridge Analytica.
Dalam permohonan maafnya, Mark mengatakan bahwa Facebook sebagai platform jejaring sosial tidaklah layak menyimpan informasi pribadi, jika tidak dapat melindunginya.
Iklan koran-koran yang memuat tanda tangan Mark juga menyebutkan aplikasi buatan peneliti Cambridge University telah membocorkan data jutaan pengguna Facebook sekitar empat tahun yang lalu.
"Ini adalah pelanggaran kepercayaan, dan saya menyesal kita tidak bisa melakukan lebih banyak soal ini. Sekarang kita mengambil langkah untuk memastikan hal ini tidak terjadi lagi," ujar iklan tersebut.