TRIBUNNEWS.COM – Indonesia akan mencatat sejarah baru dalam hal pelaksanaan Pemilihan Umum. Pemilu Serentak tahun 2019 mendatang, akan mencatat sejarah baru dalam sejarah panjang pelaksanaan Pemilihan Umum di Indonesia.
Untuk pertama kalinya, pemilihan anggota legislatif dan Presiden/Wakil Presiden dilangsungkan secara bersamaan atau yang sekarang disebut Pemilu Serentak.
Di 3 periode pelaksanaan Pemilu sebelumnya, para pemilih mendapat 4 surat suara di pemilu legislative, yang terdiri dari surat suara Anggota DPR RI, surat suara anggota DPD, surat suara anggota DPRD Provinsi dan surat suara anggota DPRD Kabupaten/Kota. Setelah pemilihan anggota legislatif, barulah diadakan pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Kalau di Pemilu Serentak 2019 nanti, para pemilih akan mendapatkan lima jenis surat suara sekaligus, yaitu surat suara Presiden dan Wakil Presiden, surat suara Anggota DPR RI, surat suara anggota DPD RI, surat suara anggota DPRD Provinsi dan surat suara anggota DPRD Kabupaten/Kota. Ke-5 surat suara ini nantinya akan diberikan warna yang berbeda-beda, agar pemilih bisa dengan mudah membedakannya.
Khusus untuk pemilih di DKI Jakarta, kamu hanya akan mendapatkan 4 jenis surat suara saja, karena DKI Jakarta tidak memilih Anggota DPRD Kabupaten/Kota.
Pemilu serentak ini diselenggarakan dengan beberapa pertimbangan. Selain efisiensi dan penghematan biaya pelaksanaannya ada juga alasan lainnya. Salah satunya adalah sebagai bentuk penguatan sistem demokrasi Presidensil.
Hal ini diungkapkan oleh Wahyu Setiawan, salah satu Anggota KPU RI, “Dari segi kelembagaan pelaksanaan Pemilu Serentak juga bertujuan untuk menguatkan Sistem Demokrasi Presidensil karena pencalonan presiden dan Wakil Presiden nantinya didesain tidak perlu lagi ditentukan berdasarkan hasil pemilu legislatif.”
Peran Besar Generasi Milineal dalam Pemilu 2019
Jumlah generasi milenial yang signifikan membuat generasi ini berperan penting dalam Pemilu Serentak 2019 karena menentukan arah demokrasi Indonesia ke depannya. Terlebih lagi, banyaknya jumlah pemilih pemula yang akan ikut dalam Pemilu Serentak mendatang.
Makanya, partisipasi mereka sangat dibutuhkan. Harapannya, mereka bisa jadi pemilih yang cerdas dan rasional, yang bisa membaca dan memahami visi misi para kandidat.
“Tentu harapan kami pemilih pemula ini juga bisa menjadi agen untuk bisa membawa perubahan. Karena sebagai kelompok milenial, mahasiswa, mereka masih memiliki idealisme yang tinggi dan bisa menyuarakan tentang bagaimana berpolitik yang bersih, berpolitik yang tanpa money politic, bagaimana kampanye yang tanpa hoax, tanpa ujaran kebencian. Jadi ini ada di pundak mereka tanggungjawabnya sebagai pemilih pemula,” ungkap Abhan, Ketua Badan Pengawas Pemilu.
Pemilih pemula dan generasi milineal lain diharapkan bisa menjadi pendorong untuk masyarakat agar bisa berpikir rasional dan cerdas. Salah satunya dengan cara melihat dan memahami visi dan misi, serta program kerja para kandidat.
Lakukan pencarian rekam jejak tiap-tiap kandidat yang akan dipilih. Untuk memfasilitasi ini, Komisi Pemilihan Umum menyediakan data diri dan riwayat hidup setiap calon yang bisa diakses melalui website infopemilu.kpu.go.id
Sebagai generasi yang sangat dekat dengan media sosial, tentunya mereka juga diharapkan dapat ‘menggali’ informasi-informasi terkait para kandidat melalui media sosial dan berbagai media informasi yang ada sekarang ini. Para pemilih juga diharapkan tidak cepat terprovokasi dengan berita atau informasi bohong (Hoax) seputar Pemilu. Lebih baik cek dahulu sumber beritanya apakah berasal dari media terpercaya atau tidak.
Jangan lupa pula, untuk kalian pemilih pemula dan sudah memiliki e-KTP, pastikan diri kalian terdaftar sebagai pemilih yang bisa dilihat melalui www.lindungihakpilihmu.kpu.go.id, pemilih dapat mengecek dengan memasukkan NIK. Kalau belum terdaftar, kalian bisa melapor untuk bisa dimasukkan ke daftar pemilih hasil perbaikan.
Jangan sia-siakan hak pilih kalian, karena suara kalian bisa menentukan arah masa depan bangsa. Ayo #IkutPemilu2019! #PemilihBerdaulatNegaraKuat! (*)