TRIBUNNEWS.COM - Penyalahgunaan narkoba masih menjadi permasalahan di Indonesia, terutama bagi generasi muda. Berdasarkan data dari BNN, pada tahun 2019 penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja semakin meningkat. Sebelum 2019, generasi muda yang menggunakan narkoba sebesar 20%, lalu meningkat menjadi 24 hingga 28%. Isu yang cukup pelik, namun bukan tidak mungkin dapat teratasi dengan baik.
Generasi muda memang masih menjadi salah satu sasaran utama peredaran narkoba. Beberapa hal yang menjadikan mereka rentan menggunakan narkoba, karena remaja memiliki emosi labil serta rasa ingin tahu yang tinggi.
Menurut psikolog Myrna Anissaniwaty, remaja identik dengan penelusuran identitas diri. Hal inilah yang mendasari seorang remaja senang mencoba hal yang baru. Mereka secara aktif sedang mencari konsep atau identitas apa yang akan melekat pada jati dirinya.
Bagaimana cara remaja menentukan pilihan yang tepat dalam hidup?
Umumnya, ada 3 faktor yang memiliki kontribusi besar dalam pengambilan keputusan yaitu:
1. Self esteem (penghargaan diri)
Penting bagi remaja membangun kepercayaan pada diri sehingga ia mampu mengapresiasi keputusan yang diambil dan membangun penghargaan bagi dirinya.
Saat penghargaan diri sudah terbentuk pengambilan keputusan oleh remaja akan selalu berorientasi pada pengembangan diri, bukan malah merusak diri sendiri.
2. Perkembangan kognitif
Dalam melakukan pengambilan keputusan, remaja perlu memiliki kemampuan berpikir yang lebih matang agar bisa rasional dan sesuai dengan persoalan yang dihadapi. Remaja perlu melatih atau mengembangkan tahapan pemikiran, di antaranya mengidentifikasi masalah, menentukan alternatif keputusan untuk memecahkan masalah, menguji alternatif keputusan hingga menemukan yang terbaik, serta melakukan perencanaan sistematik untuk permasalahan yang akan dihadapi.
3. Dukungan/kelekatan dengan orang tua
Pengambilan keputusan akan lebih mudah dijalani ketika remaja merasa diterima dan merasa didukung oleh orang terdekatnya. Dalam hal ini yang berperan penuh biasanya pada orang tua. Oleh karena itu, orang tua pun perlu memahami dan aktif melakukan diskusi mengenai pendapat anaknya maupun alur berpikir yang muncul tanpa disertai dengan judgement yang tidak berdasar.
Belajar dari kesalahan untuk bangkit
Kesuksesan untuk mengambil pelajaran dari suatu kesalahan bertumpu pada kematangan emosi seseorang. Pada beberapa kasus, remaja kesulitan bangkit dari kegagalan karena merasa terpuruk hingga akhirnya depresi, terlebih jika tidak mendapatkan dukungan atau pemenuhan afeksi dari orang tua.
Dari serangkaian pilihan yang ada dalam hidup, narkoba jelas bukan salah satu pilihan yang perlu dicoba. Perkuat benteng diri melalui pengelolaan emosi yang baik, memilih lingkungan yang sehat, serta fokus pada cita – cita. Buktikan kamu dapat menjadi remaja unggul dan bersih dari narkoba.