Dia melayani pertanyaan wartawan seputar Lebaran, arus mudik, dan aksi terorisme pengendara sepeda motor yang menembak anggota polisi di satu Posko pengamanan arus mudik lebaran di Gemblengan, Solo, pada hari H-3 lebaran, Kamis (16/8/2012). Kesempatan ini pun sekalian digunakan tim penulis untuk setor muka, memberi tahu beliau bahwa kami telah tiba di Solo, sekaligus untuk meminta waktu wawancara. "Sudah datang tho, Mas?" katanya menyapa sembari melanjutkan, "Ya, nanti kita atur waktunya."
Siang, tengah hari, laki-laki berumur 59 tahun yang lahir pada 21 Juni 1961 ini menunaikan salat jumat di masjid kampung, yang berlokasi di belakang rumah dinas Loji Gandrung. Tepat pukul 12.30 WIB, Hanggo, ajudan wali kota menghubungi Ade Rizal, wartawan Tribun Jogja yang bertugas sehari-hari di Balai Kota Surakarta, dan masuk sebagai tim penulis buku ini.
Hanggo meminta tim penulis untuk segera merapat ke pendopo Loji Gandrung. Namun saat itu, Ade baru selesai menunaikan salat Jumat di masjid Nurul Iman Dalem Kalitan, kompleks perumahan keluarga mendiang Ibu Tien Soeharto. Wali Kota Solo ini memiliki dua ajudan, yang kadang-kadang tugas bergantian, Hanggo dan David. Hari itu, Hanggo yang mendampingi Jokowi.
Jumat sorenya, Jokowi memberangkatkan pemudik dari terminal Tirtonadi, Solo, ke Surabaya dan daerah lainnya di Jawa Timur. Di terminal yang sama, dia juga menerima warga Solo yang baru tiba pulang kampung dari Jakarta. Sebelum meninggalkan terminal, Jokwowi melakukan `ritual karitatifnya' membagi-bagikan beras kemasan dalam plastik transparan ukuran 3 kilogram.
Bersamaan dengan masa-masa penyaluran amal, infak, dan sedekah di bulan puasa, Jokowi pun membagi-bagikan uang pecahan Rp5.000 kepada warga, baik kepada yang sudah menerima beras, maupun yang tidak. Dia sendiri yang turun dari mobil, menunggu Suliadi, sang sopir pribadi, atau Hanggo, ajudannya, untuk membuka bagasi lalu mengambil beras.
Setelah memberikan dua atau tiga bingkisan beras, tugas itu dilanjutkan Suliadi dan Hanggo. Kadang-kadang dibantu pegawai instansi terkait sebagai tuan rumah. Misalnya, saat Jokowi berkunjung ke terminal atau stasiun, maka yang bertindak sebagai tuan rumah adalah Dinas Perhubungan Surakarta.
Di tengah kegiatan menjelang Lebaran, Jokowi memenuhi kesepakatan semula, dan mengajak tim
penulis untuk masuk ke dalam mobil dinasnya, Toyota Camry warna hitam buatan 2002. "Ayo, Mas Domu, ikut saya," katanya mempersilakan masuk ke mobil dinas yang diwarisinya dari Wali Kota pendahulunya, Slamet Suryanto. Anggota polisi yang bertugas melakukan pengamanan melekat kepada Jokowi selaku Calon Gubernur DKI Jakarta, berganti mobil menumpang mobil Tribun yang dikemudikan Ade Rizal.
Suliadi, sopir pribadi Jokowi mengatakan, sesungguhnya kondisi mobil sudah tidak layak untuk seorang wali kota. Umur mobil sudah termasuk tua. "Interiornya saja terpaksa saya selotip," katanya sambil menunjukkan interior kulit yang seharusnya menempel rapi di besi penyangga kaca depan dengan pintu depan, di sebelah kanan, kini tersambung dengan selotip.
Setelah digunakan selama 10 tahun, mobil pun kerap rewel. "Sudah enam kali mogok. Mogok terakhir awal tahun ini, saat Bapak mau ke Semarang. Akhirnya Bapak telepon ke rumah, untuk ganti mobil," kata Suliadi sembari menyebut bahwa Wali Kota Solo memiliki tiga mobil, dan Camry itu yang terbaik, salah satu lagi Kijang Innova. "Bapak nggak mau ganti mobil dinas. Sudah ditawari tapi menolak," kata Suliadi.
Di dalam mobil, wawancara dilakukan saat Jokowi menuju Terminal Tirtonadi. Kemudian dilanjutkan di teras belakang kediaman Wali Kota Solo, di Loji Gandrung. Perbincangan untuk napak tilas, peziarahan Jokowi sedari kecil hingga kondisi terkini, diawali tentang nostalgia masa kecil.
Melalui wawancara tersebut, penulis bermaksud menggali pengalaman paling menonjol dari Jokowoi secara menyeluruh, selama 59 tahun hidupnya. Tidak saja menyangkut masa-masa popularitas hingga saat menjadi Wali Kota Solo dan calon Gubernur DKI Jakarta, melainkan lebih jauh ke belakang, menyangkut pahit getirnya masa kanak-kanak Jokowi.
Artikel terkait
Jokowi Kecil, Rumah Digusur, Tiga Kali Pindah Kontrakan
Saking Kurusnya Jokowi, yang Diboncengi Motor Tak Terasa Peluncuran Buku "Menguak Sisi Lain dari Jokowi, Spirit Bantaran